Info BKKBN Aceh

Pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Stunting, BKKBN Ajak Pangdam IM Bantu Tuntaskan Stunting di Aceh

Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han) dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah Iskandar Muda, Ny. Eva Niko Fahrizal, dikukuhkan sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, melalui perwakilannya di Provinsi Aceh.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han) dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah Iskandar Muda, Ny. Eva Niko Fahrizal, dikukuhkan sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, melalui perwakilannya di Provinsi Aceh.

Pengukuhan dilakukan oleh Kepala BKKBN RI, yang diwakili Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso yang didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim, di Lapangan Sanggamara Makodam IM pada Selasa malam (21/5/2024), di Banda Aceh.

Dalam sambutan Kepala BKKBN RI, yang dibacakan oleh Deputi ADPIN, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, melalui konsolidasi ini, diharapkan dapat terbangun komitmen yang semakin kuat dan dukungan dari para pemangku kepentingan khusus nya dari jajaran TNI, sehingga dapat di tindaklanjuti secara operasional dan kolaboratif di tingkat lapangan.

Terkait stunting, Sukaryo menyebutkan, penurunan stunting secara nasional belum cukup menggembirakan. Ia menyebutkan angka nasional prevalensi stunting hasil SKI (Survei Kesehatan Indonesia) 2023 sebesar 21,5 atau turun sebesar 0,1 persen, dibandingkan hasil SSGI 2022 sebesar 21,6 persen.

“Penurunan stunting 2023 belum cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan target sebesar 18 persen. Sementara Aceh, mengalami penurunan 1,8 persen, dari 2022 prevalensi stunting sebesar 31,2 menjadi 29,4 persen pada 2023. Kami ucapkan apresiasi atas kerja keras provinsi Aceh dalam melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting,” papar Sukaryo.

Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han) dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah Iskandar Muda, Ny. Eva Niko Fahrizal, dikukuhkan sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, melalui perwakilannya di Provinsi Aceh. (Dok BKKBN Aceh)

Selanjutnya ia menyampaikan mengapresiasi dengan tren penurunan Keluarga Berisiko Stunting di Provinsi Aceh pada Semester I Tahun 2023 sebanyak 302.991. Deputi ADPINBKKBN RI menyebutkan, bahwa Aceh telah mengalami penurunan jumlah Keluarga Berisiko Stunting pada Semester II Tahun 2023 menjadi sebanyak 275.505.

Deputi ADPIN menjelaskan, stunting terjadi akibat kekurangan asupan gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari sejak pra konsepsi sampai bayi berusia 2 tahun. Dimana 1000 HPK adalah masa yang penting, karena pertumbuhan sel otak bayi 80 persen terjadi pada kurun waktu dibawah 2 tahun. Oleh karena itu, kata Sukaryo kecukupan gizi sangat dibutuhkan.

Kekurangan gizi pada anak dapat disebabkan karena berbagai faktor, Surkaryo menyebutkan, karena masih kurang pemberian ASI, infeksi yang berulang pada anak, pengasuhan yang tidak baik, ketidakmampuan ekonomi keluarga, ketidakpahaman keluarga, lingkungan yang buruk, rumah tinggal tidak layak huni, sanitasi yang buruk, dan akses air bersih yang kurang, dan pola reproduksi yang tidak sehat. Oleh karena itu, kata Sukaryo, pendampingan kepada Calon Pengantin, dan Keluarga Risiko Stunting, sangatlah penting dilakukan.

Pencegahan stunting dapat dilakukan dari hulu, kata Sukaryo, dengan melakukan pendampingan kepada calon penganti, tiga bulan sebelum menikah atau pra konsepsi, mengecek kesehatan Catin. serta melakukan intervensi kepada keluarga berisiko stunting, dengan melakukan pendampingan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memilik Baduta.

“Bapak Pangdam, penyebab stunting di Aceh tidak saja persoalan gizi, pola asuh, tetapi juga soal sanitasi dan lingkungan yang buruk. Dari data Pendataan Keluarga 2023, Keluarga Risiko Stunting dengan sanitasi tidak layak, dengan sumber air minum tidak layak dan keluarga tidak mempunyai jamban yang layak, lumayan jumlanya, meski mengalami tren penurunan yang cukup signifikan. Untuk itu kami berharap, BKKBN bersama TNI dapat menuntaskan persoalan penyebab stunting di Aceh, pencegahan dari hulu,” tutur Sukaryo.

Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han) dalam sambutannya menekankan pentingnya peran TNI dalam penanganan Stunting di Aceh. Mengingat prinsip hierarki dan komando dalam TNI, keterlibatan TNI diharapkan dapat melakukan pencegahan dan percepatan penurunan stunting di tanah kelahirannya.

Karena menurut Pangdam IM hal ini sangat penting dilakukan sebab berkaitan langsung dengan kualitas sumber daya manusia, generasi emas Aceh. “Salah satu tugas TNI AD, sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI adalah melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat, yang dilaksanakan oleh Kodam Iskandar Muda melalui pembinaan teritorial. Oleh karena itu, Kodam Iskandar Muda berperan dan ikut serta melaksanakan dan mensukseskan program KB Kesehatan serta penanganan Stunting bersama BKKBN untuk kesejahteraa masyarakat dan keluarga, guna mewujudkan SDM Indonesia yang unggul," ujar Pangdam IM.

Mayjen TNI Niko Fahrizal juga menuturkan bahwa TNI AD memiliki berbagai program unggulan seperti Ketahanan Pangan, TNI AD Manunggal Air, KB KES, Pencegahan Stunting, serta program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Sanitasi. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, Pangdam IM mengatakan, peran Kodam Iskandar Muda mencakup perluasan akses pelayanan KB dan pencegahan Stunting hingga ke wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan hingga pulau-pulau terluar. Hal ini dilakukan melalui fasilitas kesehatan TNI maupun sinergisitas program lainnya dengan lintas sektor terkait lainnya.

Dalam kegiatan fisik, terdapat program Bakti Sosial TNI KB Kesehatan, sebut Pangdam berdarah Aceh asli ini, di mana para Dansat bertanggung jawab dan menjadi Bapak Asuh anak Stunting di wilayahnya masing-masing. Mereka juga, kata Pangdam, membantu BKKBN dalam mendorong masyarakat untuk mengikuti Program KB dan pencegahan stunting dari hulu ke hilir, serta memberikan bantuan tenaga medis.

Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han) dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah Iskandar Muda, Ny. Eva Niko Fahrizal, dikukuhkan sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, melalui perwakilannya di Provinsi Aceh. (Dok BKKBN Aceh)

Sementara itu, lanjut Pangdam, kegiatan non-fisik mencakup pendampingan dan edukasi kepada tenaga kesehatan, serta mendorong partisipasi masyarakat dan berbagai organisasi. “Kodam Iskandar Muda mendukung program-program Pemerintah yang dilaksanakan oleh BKKBN, sejalan dengan tugas-tugas TNI. Para Dansat diharapkan dapat mendorong seluruh stakeholder, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh komponen masyarakat untuk meningkatkan program ketahanan pangan dan gizi, melalui program unggulan yang telah berjalan,” tegas Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han), di Banda Aceh.

Halaman
12

Berita Terkini