Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - TNI melanjutkan penanaman rumput vetiver di sepanjang tanggul di Kampung Gelung, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.
Penanaman tanaman akar wangi ini bagian dari upaya melindungi masyarakat dari ancaman banjir luapan sungai.
Komandan Kodim 0117/Atam Letkol Andi Ariyanto mengatakan penanaman lanjutan ini sudah dilakukan bersama Forkopimda Aceh Tamiang pada Rabu (22/5/2024) kemarin.
Secara tegas dia mengakui program ini merupakan perintah Danrem 011/Lilawangsa
“Ini tindaklanjut program Komandan Korem 011/Lilawangsa tentang perintah penanaman tumbuhan vetiver,” kata Andi, Jumat (24/5/2024).
Dalam penanaman lanjutan ini, Andi diwakili Danramil 02/Karangbaru Kapten Inf Sri Indarjo.
Di hadapan masyarakat dijelaskan kalau vetiver sejenis rumput berukuran besar yang memiliki banyak keistimewaan karena dapat tumbuh di berbagai bentuk kondisi tanah.
“Tanaman ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 1,5 hingga 2,5 meter serta akarnya bisa mencapai kedalaman 4 hingga 5 meter di media bebas hambatan dan dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan rendah maupun daerah yang curah hujan cukup tinggi," jelasnya.
Baca juga: Protes Jalan Hancur, Camat di Aceh Singkil dan Pegawainya Ramai-ramai Masuk ke Genangan Banjir
Artinya kata dia, vetiver merupakan salah satu tanaman yang cukup ampuh menjadi pelindung tanggul dari ancaman erossi. Keberadaannya semakin menarik karena bagian daunnya dapat menyerap karbon, bahan untuk atap rumah, mengusir hama dan bisa menjadi pakan ternak.
"Akar-akar Vetiver ini mampu menahan partikel-partikel tanah sehingga dapat mencegah erosi. Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air. Jika ditanam rapat atau berdekatan, akan membentuk pagar dan mampu mengurangi kecepatan aliran air dan menahan material sedimen," sambungnya.
Penanaman perdana vetiver sudah dilakukan TNI bersama Forkopimda Aceh Tamiang pada 15 Januari 2024.
Tanggul Gelung yang ditanami vetiver ini mencapai panjang 350 meter dan akan akan terus bertambah.
Ketika itu Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra mengatakan penanganan banjir di wilayah Gelung memang masih perlu maksimal lagi, termasuk menggeser titik tanggul.
Menurutnya tanggul yang dibangun sudah bereser tujuh hiongga 10 meter dari tanggul yang jebol.
Di beberapa titik pergeseran serupa perlu dilakukan untuk mengantisipasi gelombang banjir.
Persoalan muncul karena pergeseran tanggul ini harus mengenai lahan pribadi warga. Dia pun berharap Camat menjalin komunikasi masyarakat agar rela melepaskan lahannya untuk pembangunan tanggul.(*)