Ini menurut penyelidikan awal oleh kelompok penyelamat Turkiye yang menemukan puing-puing helikopter.
Menteri Transportasi Turkiyre Abdulkadir Uraloglu, mengatakan setelah mendengar berita kecelakaan itu, pihak berwenang Turkiye telah memeriksa sinyal dari transponder helikopter yang menyiarkan informasi ketinggian dan lokasi.
“Tapi sayangnya, menurut kami kemungkinan besar sistem transponder dimatikan atau helikopter tidak memilikinya,” ujarnya, dilansir dari Guardian.
5. Terbang di bawah sanksi
Pada 2023, Iran mengoperasikan 10 helikopter Bell 212.
Menurut FlightGlobal, dua helikopter di antaranya digunakan oleh angkatan udara dan sisanya oleh angkatan laut.
Teheran merupakan klien penting bagi industri pesawat terbang sipil dan militer Amerika Serikat di bawah Shah Iran, sekutu dekat AS, hingga penggulingannya oleh revolusi Islam pada 1979.
Iran telah berusaha untuk mempertahankan armadanya yang sudah tua untuk tetap mengudara meskipun ada sanksi AS yang membuat Teheran sangat sulit untuk mendapatkan suku cadang.
Negara ini masih memiliki sekitar 40 jet tempur F-14 Tomcat, yang menjadi terkenal dalam film Tom Cruise "Top Gun" pada tahun 1980-an dan telah digunakan oleh Angkatan Udara AS selama dua dekade.
Iran juga memiliki sejumlah pesawat tempur F5, yang dibeli dari Amerika Serikat empat dekade lalu dan pertama kali digunakan 60 tahun yang lalu.
6. Bell masih produksi helikopter
Perusahaan Bell, yang didirikan pada 1935 dan menjadi anak perusahaan dari grup industri Textron (perusahaan AS) pada 1960, masih memproduksi helikopter.
Perusahaan ini membanggakan diri karena menjadi yang pertama mengesahkan helikopter yang ditujukan untuk penggunaan sipil, pada 1946.
Setahun kemudian, sebuah pesawat eksperimental Bell X-1 yang dikemudikan Chuck Yeager menjadi orang pertama yang melampaui kecepatan suara pada 1947.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)