Perang Gaza

Jet Tempur Israel Berbalik Arah, Takut Dikejar Rudal Pertahanan Udara Hizbullah

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

F-16 Israel dan rudal Sayyad-2 buatan Iran yang ditembakkan Hizbullah.

SERAMBINEWS.COM - Hizbullah mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 6 Juni bahwa mereka menargetkan pesawat tempur Israel di selatan Lebanon, memaksa mereka mundur ke wilayah udara mereka.

Pernyataan tersebut menandai pengakuan pertama kelompok perlawanan Lebanon bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi jet tempur Israel, sesuatu yang telah menjadi spekulasi para pengamat selama bertahun-tahun.

“Untuk mendukung keteguhan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan untuk mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, Mujahidin Perlawanan Islam menembakkan rudal pertahanan udara ke pesawat tempur musuh yang menyerang langit kami dan memecahkan penghalang suara (sonic boom) di Jalur Gaza. Upaya untuk menakuti anak-anak, memaksa mereka mundur ke luar perbatasan,” bunyi pernyataan Hizbullah.

Baca juga: Israel Bombardir Rumah Sakit Kuwait di Gaza, Puluhan Mayat Tergeletak di Jalanan

Namun mereka tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai persenjataan pertahanan udara.

Kelompok perlawanan melakukan beberapa serangan lagi pada hari itu, termasuk serangan rudal Burkan di situs Al-Baghdadi Israel.

Sepanjang perang ini, Hizbullah telah menunjukkan kemampuannya dalam menjatuhkan drone canggih Israel yang terbang di selatan Lebanon untuk melakukan serangan.

Beberapa drone Hermes, yang dibuat oleh produsen senjata Israel Elbit Systems dan bernilai beberapa juta unit, telah ditembak jatuh oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami masih belum mengetahui banyak tentang rudal pertahanan udara itu sendiri, namun hal itu akan menghambat kemampuan Israel untuk terbang bebas di atas Lebanon,” kata purnawirawan Jenderal Lebanon Amine Hoteit kepada The New Arab, mengacu pada pernyataan Hizbullah pada hari Kamis.

Kemungkinan besar Hizbullah memiliki persenjataan pertahanan udara yang lebih canggih daripada rudal yang diluncurkan ke pesawat tempur Israel pada hari Kamis, tambah Hoteit.

Laporan media AS pada awal November tahun lalu mengklaim bahwa Washington memiliki informasi intelijen bahwa Suriah setuju untuk mengirim sistem pertahanan rudal buatan Rusia kepada Hizbullah.

Hizbullah telah meningkatkan intensitas operasinya terhadap situs-situs militer Israel dalam beberapa hari terakhir, bertepatan dengan berlanjutnya pemboman tanpa pandang bulu di Lebanon selatan dan meningkatnya ancaman Israel akan perang skala besar terhadap negara tersebut.

Serangan pesawat tak berawak pada hari Rabu menewaskan sedikitnya satu tentara dan melukai sekitar sepuluh orang.

Mereka mengatakan bahwa meskipun mereka tidak menginginkan perang yang lebih luas, namun mereka siap untuk berperang jika hal itu terjadi di Lebanon.(*)

Berita Terkini