Sunah Sebelum Shalat Idul Adha, Dianjurkan Melewati Jalan Berlainan hingga Makan Setelah Shalat
SERAMBINEWS.COM - Umat Islam di Indonesia akan berlebaran dan melaksanakan Shalat Idul Adha 1445 H pada Senin, 17 Juni 2024.
Pada Hari Raya Idul Adha ini, umat Islam disunnahkan menyembelih dan berkurban, dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain berkurban, ada beberapa amalan sunah lainnya sesuai petunjuk Rasulullah SAW.
Mengutip karya Syekh Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, setidaknya ada 5 amalan yang dapat dilaksanakan seorang muslim sebelum melaksanakan Shalat Idul Adha.
Sebelum mengerjakan shalat Idul Adha, sangat dianjurkan untuk mengerjakan beberapa hal berikut.
1. Menghidupkan malam takbiran
Hal pertama dalam menyambut hari kebesaran umat Islam adalah dengan menghidupkan malam Idul Adha.
Masyarakat biasa menyebutnya malam takbiran karena memang, di malam ini takbir saling bersahutan antara satu masjid/mushalla dengan masjid lainnya.
Bahkan pada malam sebagaian pemerintah atau organisasi masyarakat mengadakan takbir keliling.
Malam takbiran ini merupakan salah satu dari waktu mustajab, di mana besar kemungkinan doa yang dipanjatkan bisa jadi dikabulkan Allah SWT.
2. Mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian paling bagus
Sama seperti kaum laki-laki yang akan berpergian ke masjid untuk shalat Jumat.
Pada saat seseorang akan mengerjakan Shalat Idul Adha, ia disunnahkan untuk mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian paling bagus.
Nabi SAW sering mengingatkan jika seorang muslim hendak beribadah secara berjamaah agar mandi terlebih dahulu.
Juga memakai wewangian supaya selain menjadikan diri sendiri segar, juga agar orang lain tidak terganggu dengan aroma tak sedap dari badan.
Tidak lupa pula kenakan pakaian terbaik yang dimiliki, karena ini dianjurkan dan diamalkan oleh Sahabat Nabi SAW.
3. Lewati Jalan Berlainan
Amalan lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki ketika kiberangkat menuju ke tempat shalat Idul Adha.
Hal ini tentu berdasarkan kebiasaan Rasulullah SAW.
Di mana Rasulullah tidak pernah menunggangi tunggangan saat berangkat menuju ke tempat shalat Idul Adha.
Kemudian antara jalan pergi dan pulang, Rasulullah melewati jalan yang berbeda.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah SAW biasa berangkat shalat Idul dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295).
4. Berpuasa sebelum shalat Idul Adha dan makan setelahnya
Berbeda dengan Idul Fitri, saat Idul Adha sangat dianjurkan untuk tidak terburu-buru sarapan.
Sebaiknya, dianjurkan makan setelah shalat Idul Adha selesai dilaksanakan.
Bahkan, jika memungkinkan, seseorang baru membatalkan puasanya itu setelah daging kurban telah siap dimasak dan disantap.
“Nabi Saw tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu. Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan shalat,” HR Tirmidzi.
5. Menunjukkan keceriaan serta pererat silaturahim
Dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat muslim.
Karenanya, pada saat hari raya, sangat dianjurkan menunjukkan keceriaan kita.
Tidak lupa, pererat silaturahim dengan mengunjungi sanak saudara di hari bahagia ini.
Berikut tata cara Shalat Idul Adha:
1. Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
2. Shalat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi‘ah", tanpa azan dan iqamah.
3. Memulai dengan niat shalat Idul Adha, yang jika dilafalkan berbunyi:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَ
"Ushalli sunnatan li 'Idil Adhaa rak'ataini (makmuman/imaman) lillahi ta'ala,"
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
4. Membaca takbiratul ihram (Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan.
5. Membaca doa iftitah.
6. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
"Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu Akbar"
7. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
8. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
9. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:
"Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu Akbar"
10. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
11. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
12. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Adha.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)