"Karena itu sebaiknya di ekstrak saja dan diambil kuncinya saja untuk dekripsi," kata Alfons kepada KompasTekno lewat pesan singkat, Kamis (4/7/2024).
"Minta kepada admin yang mengelola VMware dan mereka akan tahu apa yang perlu dilakukan," imbuhnya.
Lebih lanjut Alfons menegaskan bahwa tautan yang memuat dekriptor data PDNS 2 tersebut hanya berlaku untuk ransomware PDNS 2 saja. Bila terjadi serangan ransomware lainnya, maka kuncinya berbeda dari kunci saat ini.
Baca juga: Server PDN Gangguan, Imigrasi Tetap Layani Perlintasan dan Permohonan Paspor
Brain Cipher diduga sudah lama di PDNS 2
Dalam pengumumannya, Brain Cipher menyebut bahwa pihaknya akan menghapus permanen data yang mereka miliki, bila pemerintah sudah melakukan pemulihan (restore) data PDNS 2 yang dikurung ransomware sebelumnya.
Dengan kata lain, sang hacker kemungkinan sudah menguasai data tersebut.
"Betul (bisa lihat data). Kelihatannya mereka sudah lama berada di dalam PDN 2 dan berhasil mengunduh banyak data," beber Alfons.
Berbanding terbalik dengan klaim pemerintah sebelumnya yang menyebutkan bahwa data di PDNS 2 terkurung dan tidak keluar.
"Hasil forensik sementara, tidak ada (kebocoran data). Karena indikatornya kalau itu diambil, akan ada trafik keluar karena itu data besar. Tapi data forensik masih brjalan. Jadi sekarang itu data dienkripsi di tempat," ujar Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam rapat kerja Komisi I DPR RI bersama Menkominfo dan Kepala BSSN terkait serangan ransomware PNDS 2 pada Rabu (26/6/2024).
Terlepas dari kemungkinan itu, Alfons menilai bahwa kembalinya data PDNS 2 penting bagi pemerintah, mengingat data cadangannya sangat minim.
Namun karena ada kemungkinan peretas sudah mengunduh data itu, Alfons mengingatkan agar masyarakat mengaktifkan autentikasi dua faktor (two factor authentication) guna meminimalisir dampak lebih lanjut, walaupun pakar keamanan ini juga berpesan bahwa "Kita harus siap dengan kenyataan (data disebar dan diperjualbelikan) itu".
Baca juga: Dibuka Program Beasiswa Bagi 1000 Santri, Lulusan Dayah Segera Daftar! Terbuka untuk S1, S2 dan S3
Baca juga: Rapat Kerja dengan BPKP, Haji Uma Minta Dukungan Penguatan Kapasitas Terhadap Pelaksanaan Dana Desa
Baca juga: Pengungsi Rohingya Masih Ditampung di Desa Kulee Batee, YPB HAM Edukasi Warga soal Aturan Hukum
Kompas.com: Hacker Brain Cipher Ancam Bocorkan Data PDN Jika Pemerintah Lakukan Ini