SERAMBINEWS.COM - Setiap 15 Agustus diperingati hari Damai Aceh bertepatan dengan penandatanganan MoU Helsinki antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia pada 2005 lalu.
Tokoh Perdamaian Aceh, Prof Yusny Saby menyampaikan, provinsi yang pernah berkonflik selama hampir 30 tahun ini sudah mengorbankan banyak hal, ditutup dengan bencana tsunami yang menghilangkan ratusan ribu nyawa.
"Semua tentu inginnya damai. Tetapi bahwa potensi konflik selalu ada dan di mana saja, tinggal tergantung kita," ucap Prof Yusny dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Kamis (15/8/2024).
Mantan Rektor IAIN (sekarang UIN) Ar-Raniry sekaligus eks Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) itu menjelaskan, sejauh ini perdamaian Aceh berjalan dengan baik dan berkembang. Tinggal dinamika saja yang terkadang kendor, kencang, lambat dan cepat.
Meski demikian dijelaskannya, konflik bukan hanya soal perang bersenjata saja, namun beberapa faktor lain bisa mengarah ke sana.
"Faktor utamanya konflik ekonomi, konflik sosial, pendidikan yang rendah, keterampilan yang tidak ada, lapangan kerja yang kurang," ungkap Prof Yusny.
"Ini bisa menimbulkan gejolak kecil-kecil menjadi besar," tambahnya.
Terkhusus kepada tokoh publik atau pejabat yang memegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan, menurutnya harus benar-benar melaksanakan tugas dengan sepenuh hati dalam merawat perdamaian.
"Jangan main-main lagi, tidak ada lagi sekarang uji coba, kita sudah cukup uji coba dengan ratusan ribu wafat dengan tsunami," ucap Guru Besar UIN Ar-Raniry itu.
Baca juga: Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, Mengingat Kembali Butir Apa Saja yang belum Tertunaikan?
Baca juga: Israel Makin Terjepit Jelang Gempuran Iran-Lebanon, Hamas Abaikan Perundingan karena Alasan Ini
Terlebih di tahun-tahun politik menjelang Pilkada Aceh 2024, dia berpesan kepada para tokoh yang akan berkontestasi agar mempraktikkan cara-cara yang baik dan sehat dalam berpolitik.
"Terutama tokoh-tokoh politik saudara dan sahabat kita sekalian, kami mohon pada Anda coba bermain politik yang sehat, politik yang jujur, politik yang mendidik, membina, mengayomi, politik saling bagi bukan monopoli," ajak Prof Yusny.
"Semua akan jadi pemenang, tidak ada yang kalah, asal kita mau berdamai. Tapi kalau konflik, ingat! Nanti kita semua akan kalah," pungkasnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS