Kebutuhan masyarakat Lampuyang dalam ber-KB MKJP cukup tinggi. Hal ini disampaikan juga oleh Keuchik (kepala desa) Ridwan. Menurutnya, ia siap mendukung program KB di desanya sehingga bisa terwujud keluarga sejahtera dan berkualitas.
Ia juga mengaku dalam mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting, pemerintah desa telah menggelontorkan sekitar 13 persen Dana Desa atau sebesar Rp27 juta pada 2024.
“Setiap kali ada pelayanan KB gratis, masyarakat ramai-ramai ke puskesmas. Berapa jumlah layanan yang diberikan, semua terpenuhi,” tutur Ridwan, seraya menambahkan bahwa pada 2017 Kampung Keluarga Berkualitas dicanangkan di desanya. Ia sendiri mengaku memiliki istri yang menggunakan MKJP jenis implan.
Baca juga: BKKBN Aceh Sinergikan Program Terkait Stunting dengan Persit KCK Daerah Iskandar Muda
Khairani (25 tahun), peserta KB baru dengan dua anak mengaku, pelayanan KB gratis ini sudah lama ia nantikan. Ia sendiri mendapatkan informasi program ini dari kader KB, juga dari tetangganya yang sudah ber-KB.
“Saya sudah mantap ber-KB implan, meski agak ada rasa takut juga awalnya. Tetapi sebelum datang ke puskemas ini, saya sudah konsultasi dulu. Jadi sudah tetapkan ikut KB implan dan suami juga sudah merestui,” tuturnya.
Hal senada juga diucapkan Akmarul Idawati (28 tahun), yang sudah lama ingin beralih dari pil ke IUD. “Gitu tau ada pelayanan gratis di puskesmas, saya dari pil beralih ke IUD. Begitu pun dengan adik saya, Fatahul Jannah yang ikut KB suntik, beralih ke IUD. Pelayanan KB ini memang sangat kami nantikan,” tuturnya.
Sementara itu, Zainab (47 tahun) yang mempunyai anak dua orang. Zainab sejak anak pertamanya yang kini berusia 18 tahun sudah ikut KB suntik dan beralih ke implan. “Kata teman saya, pasang implan ngga perlu repot-repot, seperti suntik yang setiap tiga bulan sekali suntik. Jangka waktu implan tiga tahun. Pasangnya juga tidak sakit dan cepat. Tidak berjam-jam, hanya satu menit,” ucapnya.
Bidan Raudah, mengatakan, "Ini pertama kalinya saya melayani masyarakat Lampuyang dengan implan satu batang." Implan ini, menurutnya, lebih nyaman dan minimal 'invasive' tanpa menggunakan pisau bedah. Cara pemasangannya juga lebih cepat.
“Implan sifatnya hormonal, yang dipasang di lengan dengan masa pakainya tiga tahun. Alhamdulillah, hari ini perdana di Puskemas Pulo Aceh memasang implan satu batang. Keunggulannya tidak mengganggu hubungan suami istri dan haid lancar,” jelas bidan yang buka praktek mandiri di Lampeuneurut, Aceh Besar.
Baca juga: BKKBN Aceh Targetkan Tahun 2024 Angka Stunting Turun 19 Persen
Dari 40 akseptor yang mendaftar dalam pelayanan KB MKJP, 31 akseptor memasang implan dan sembilan IUD. Bidan Ira Yani, yang ikut serta memasang IUD bersama Kepala Perwakilan BKKBN Aceh menjelaskan, IUD dipasang di dalam rahim yang gunanya mencegah kehamilan selama 10 tahun. IUD dipastikan Ira tidak mengganggu hubungan suami istri dan akseptor tidak akan naik berat badannya.
“Pakai IUD, haid teratur dan tidak banyak efek sampingnya. Mencegah kehamilan 99 persen. Ayo, rencanakan kehamilan dengan baik, menjaga jarak kelahiran dengan memakai alat kontrasepsi jangka panjang. IUD yang masa pemakaiannya 10 tahun, tidak sakit pemasangannya dan cepat, tidak lama dipasang,” pungkasnya.
Turut hadir dalam pelayanan KB MKJP tersebut, Ketua Tim Kerja Akses Kualitas Layanan KB dan Kespro, Faridah; Kabid KB OPD KB Aceh Besar, Fitriani; bidan praktek mandiri dari Lampeuneurut, Raudah.(*)