Laporan Saifullah | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan kegiatan akademik berupa Program Praktisi Mengajar dengan mengundang pembicara dari kalangan industri, Iban Salda Safwan yang merupakan sosok profesional dari PT Cladtek Bi-Metal Manufacturing di di Bale Keurukon Fakultas Teknik USK, Kamis (19/9/2024).
Kegiatan ini merupakan implementasi dari Program Kemendikbudristek yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama Memorandum of Agreement (MOA) antara pihak Cladtek dengan Fakultas Teknik USK.
Pihak Cladtek diwakili oleh Iban Salda Safwan selaku representasi Cladtek dan FT-USK diwakili oleh Prof Dr Ir Alfiansyah Yulianur, BC, IPU, ASEAN Eng selaku Dekan FT-USK. MOA menjadi payung bagi program kerja sama antara kedua pihak di masa depan, dengan beberapa program andalan seperti: Research & Project, Curriculum, Expert Learning/Teaching dan Industry-Education Talent Development.
Perusahaan Cladtek adalah perusahaan manufaktur multinasional yang beroperasi di Batam.
Kantor pusat Cladtek berada di Singapura, dengan jaringan operasinya tersebar ke seluruh dunia, mulai dari Arab Saudi hingga ke Brasil.
Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Dekan FT-USK, Profesor Dr Ir Alfiansyah Yulianur, BC, IPU, ASEAN Eng.
Dalam sambutannya., Prof Alfiansyah mengatakan, kegiatan itu sangat bernilai karena memberikan dampak yang nyata kepada upaya pengenalan dunia industri dan ekspektasi dunia industri akan kompetensi yang diperlukannya dari para lulusan mahasiswa USK.
Prof Alfiansyah menekankan juga bahwa, dari pengalaman selama ini, DUDI (dunia usaha dan dunia industri) hanya butuh 20 persen kemampuan akademik yang dimiliki oleh lulusan.
Selebihnya, 80?alah kemampuan/skill dan soft-skill yang tidak diajarkan/diberikan di bangku kuliah.
“Sehingga Program Praktisi Mengajar ini menjadi salah satu pengisi bagian 80 % yang tidak diperoleh mahasiswa dari ruang kelas di kampus,” katanya.
“Namun, bukan berarti yang 20 % itu tidak ada nilainya, justru jika tidak dimiliki oleh lulusan, kapasitas lulusan menjadi tidak bernilai sama sekali bagi DUDI,” papar Dekan FT-USK.
Sedangkan pembicara utama, Iban Salda Safwan yang juga putra daerah kelahiran Aceh dan sempat menempuh pendidikan di IAIN Ar-Raniry memberi motivasi yang penuh kepada para adik-adiknya di Aceh untuk selalu bersemangat tinggi pergi ke luar mencari jatidiri dan ilmu serta skill di negeri orang, kemudian kembali pulang membangun daerahnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Deputi Operasi BPMA, Ir Edy Kurniawan, ST, MT, IPM yang ikut berperan dalam menjembatani kerja sama tersebut.