Nasrallah mengubah Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer
Setelah mengambil alih kendali Hizbullah, Nasrallah menjalin hubungan erat dengan Iran, yang merupakan pendukung utama kelompok tersebut saat ini.
Dengan bantuan keuangan dan politik yang signifikan dari Iran, ia mengubah kelompok tersebut menjadi kekuatan yang tangguh dan pemain regional utama.
Nasrallah berhasil mengelola perang intensitas rendah melawan Israel yang akhirnya mendorong Israel untuk menarik pasukannya dari Lebanon selatan setelah pendudukan selama 18 tahun pada tahun 2000.
Baca juga: Hizbullah Umumkan Pimpinannya Hassan Nasrallah Syahid dalam Serangan Udara Israel di Beirut
Selanjutnya, pemimpin Hizbullah tersebut mengklaim bahwa kemenangan itu adalah kemenangan Arab pertama melawan Israel.
Hizbullah dan Israel kembali terlibat dalam perang pada tahun 2006 setelah kelompok tersebut menculik dua tentara Israel.
Pertempuran berlangsung selama 34 hari dan mengakibatkan kerusakan besar serta hilangnya nyawa.
Lebih dari 1.125 warga Lebanon, sebagian besar warga sipil, tewas selama perang, serta 119 tentara Israel dan 45 warga sipil.
Namun, Hizbullah dipuji di seluruh dunia Arab dan mulai mengambil peran aktif dalam konflik di sekitar wilayah tersebut.
Nasrallah juga membantu memperluas Hizbullah ke luar perbatasan Lebanon.
Kelompok tersebut berperan penting dalam melindungi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah ketika terancam oleh pemberontakan rakyat yang dimulai pada tahun 2011.
Israel Terus Membombardir Lebanon setelah Pemimpin Hizbullah Tewas
Pesawat tempur Israel terus melakukan pemboman tanpa henti di Beirut setelah tewasnya Hassan Nasrallah.
Serangan Israel menewaskan 33 orang di seluruh Lebanon pada hari Sabtu (28/9/2024), menurut pejabat Kementerian Kesehatan, dilansir Al Jazeera.
Lebanon mengumumkan tiga hari berkabung untuk mengenang kematian Hassan Nasrallah.