Keuchik Lheue Simpang, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, T Dahlan mengatakan, jembatan sepanjang 25 meter x 4 meter itu dibangun tahun 1986 menggantikan jembatan gantung di lokasi tersebut.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Jembatan di Lheue Simpang dan Meunasah Tunong, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireue, ambruk hingga putus total, Selasa (1/10/2024) sore.
Dampaknya, akses warga terganggu dan harus berputar sejauh 2,5 KM.
Keuchik Lheue Simpang, T Dahlan (55), menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Selasa (1/10/2024)
malam.
Saat itu, T Dahlan sedang ngecas HP di Keude Jeunieb karena listrik di desanya sedang padam.
Keuchik Lheue Simpang, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, T Dahlan mengatakan, jembatan sepanjang 25 meter x 4 meter itu dibangun tahun 1986 menggantikan jembatan gantung di lokasi tersebut.
Tahun 2023, katanya badan jalan utama kawasan Desa Lheue Simpang dan dekat jembatan longsor karena hujan deras.
Baca juga: Sama-Sama Penyakit Jantung, Ini Perbedaan Serangan Jantung dengan Gagal Jantung, Kenali Gejalanya
Kerusakan badan jalan dan abudment atau pangkal jembatan waktu itu diperbaiki dengan gotong royong dan juga ditangani permanen dengan menimbun bagian abudment.
Dengan ambruknya jembatan sekarang dampaknya, masyarakat Lheue Simpang, Meunasah Lueng, Meunasah Tunong, Jeumpa Sikureung, Lhee Barat dan Meunasah Dayah harus berputar sejauh 2,5 Km.
“Kalau menggunakan mobil, putarnya lebih jauh lagi atau sekitar 5 kilometer,” ujarnya.
Persoalan lain, katanya, santri Dayah Darul Falah yang jumlahnya sekitar 400 orang.
Pasalnya, bilik santri dan lainnya berada di sebelah timur jembatan, ada juga balai sebelah barat jembatan dan
Masjid Syuhada 44.
Para santri apabila ke masjid atau tempat pengajian di sebelah barat sangat merepotkan.
Baca juga: VIDEO Lagi! Yordania Tembak Jatuh Rudal Iran yang Targetkan Israel, 2 Warga Sipil Terluka Kena Puing
T Dahlan mengatakan, kondisi jembatan memang sudah tua, lebar jembatan juga sempit.