Luar Negeri

Jika Musuh Menyerang, Kim Jong-un Tak Ragu Gunakan Senjata Nuklir

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 sebelum uji tembak, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022 (kanan). Presiden Korut Kim Jong Un (Kiri)

SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, kembali melontarkan ancaman keras terhadap negara-negara yang dianggap sebagai musuh.

Ia menegaskan bahwa Korea Utara tidak akan ragu menggunakan kekuatan militer, termasuk senjata nuklir, jika ada negara yang mencoba menyerang mereka.

Pernyataan tersebut disampaikan Kim Jong-un saat kunjungannya ke Universitas Pertahanan Nasional Kim Jong-un pada Senin (7/10/2024), seperti dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea KCNA.

Ancaman tersebut dilontarkan di tengah pertemuan penting parlemen Korea Utara yang diperkirakan bertujuan merevisi konstitusi.  
 
Revisi ini diyakini akan memperkuat posisi Korea Utara dalam melihat Korea Selatan sebagai "musuh utama".

"Seluruh kekuatan militer akan digunakan tanpa ragu jika musuh mencoba menggunakan kekuatan terhadap negara kita, dan penggunaan senjata nuklir tidak dikecualikan," kata Kim dalam pidatonya dikutip dari Yonhap.

Kim juga menambahkan bahwa perubahan konstitusi ini akan memberikan perintah tegas kepada militer Korea Utara untuk merespons segala bentuk provokasi. Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai tindakan yang akan diambil.

Pernyataan Kim muncul tak lama setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memperingatkan Korea Utara bahwa rezim mereka akan berakhir jika berani menggunakan senjata nuklir. 

Yoon menegaskan, aliansi Korea Selatan dengan Amerika Serikat akan memberikan respons "tegas dan luar biasa" terhadap ancaman dari Korea Utara.

Baca juga: Korut Bantu Rusia Perangi Ukraina Usai 6 Perwira Tewas, Kim Jong Un Siapkan Pasukan ke Medan Perang

Menanggapi pernyataan Yoon, Kim Jong-un mengecam pemimpin Korea Selatan itu sebagai "orang abnormal". 


Ia mengkritik Yoon yang berbicara soal tindakan militer terhadap Korea Utara, sebuah negara yang sudah memiliki senjata nuklir.

Kim menegaskan, Korea Utara akan mempercepat upaya untuk menjadi kekuatan militer dan nuklir yang lebih kuat. 

Langkah ini dilakukan untuk memperkuat pencegahan nuklir Korea Utara di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Saat aliansi Korea Selatan dan Amerika Serikat telah berubah sepenuhnya menjadi aliansi nuklir, postur tanggapan nuklir negara kita harus disempurnakan hingga tidak memiliki batasan apa pun," ujar Kim.

Pada bulan lalu, Korea Utara secara terbuka mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium rahasia. 

Langkah itu dianggap sebagai sinyal bahwa Pyongyang tidak memiliki niat untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Halaman
123

Berita Terkini