Pojok UMKM

Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri

Penulis: Sara Masroni
Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Owner Keumamah Cutkak, Irvadiarni Falka saat memegang produknya.

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Hidup penuh lika-liku, termasuk dalam merintis bisnis. Begitulah yang dialami Owner Keumamah Cutkak, Irvadiarni Falka (38). Perempuan yang akrab disapa Irva atau Cutkak itu memulai usahanya dari nol pada 2023 lalu, dan kini bersiap masuk pasar luar negeri.

Inspirasi memulai usaha ini berawal dari melihat potensi hasil laut yang berlimpah di Kota Sabang, terutama ikan tuna.

Dia pun punya ide bagaimana membuat membuat olahan ikan tuna khas Aceh atau biasa disebut keumamah dengan resep keluarga yang diturunkan secara turun temurun..

“Itulah kenapa disebut Keumamah Cutkak resep Nek Nyang, karena memang resep zaman yang diturunkan dari ibunya nenek kami,” ungkap Irva saat dihubungi Serambi, Kamis (17/10/2024).

Sempat coba-coba, namun ternyata diminati di lingkungan terdekat sekitar Sabang dan Banda Aceh.

Gayung bersambut, dia pun mencoba memberanikan branding usaha keumamah buatannya.

Produk buatan Irva kemudian mendapat sambutan dan antusias, baik melalui pasar offline maupun online.

Baca juga: Keripik Sultan, Camilan Enak dan Renyah Produksi UMKM Aceh Tengah

Dalam merintis usahanya, istri sekaligus ibu anak lima itu sudah biasa diacuhkan saat awal-awal memasarkan keumamah ke swalayan-swalayan dan toko souvenir.

Dahulu produknya dianggap tak ada bedanya dengan yang sudah banyak beredar dipasarkan orang lain

“Namun saya tidak pernah menyerah untuk terus mempromosikan Keumamah Cutkak di pasaran, mulai dari mengikuti event-event, expo dan bazar baik di Sabang maupun di Banda Aceh,” kenang Irva.

Tak ada perjuangan yang mengkhianati hasil, kini usahanya mulai mendapat pasar.

Rasanya yang autentik menjadi nostalgia dan diminati oleh konsumen. Bahkan Keumamah Cutkak kerap dijadikan bekal atau oleh-oleh para WNI yang merantau ke luar negeri.

Berkat kerja keras dan pantang menyerah, omzet usaha perempuan yang akrab disapa Cutkak itu sudah mencapai belasan bahkan puluhan juta per bulannya. “Omzet per bulan Rp 10-15 juta, tertinggi pernah mencapai Rp 25 juta per bulan,” ungkap Irva.

Sejauh ini, marketing produknya selain dipasarkan ke swalayan-swalayan dan toko souvenir, juga masuk ke online melalui Instagram, Facebook serta marketplace seperti Shopee, tokopedia dan TikTok Shop.

“Insya Allah dalam waktu dekat ini ada buyer potensial yang akan memasarkan produk kami di Malaysia, masih on proses untuk surat-surat dan dokumen yang diperlukan,” tambahnya.

Halaman
12

Berita Terkini