Kupi Beugoh

Peringati Bulan PRB Nasional 2024, Ajang Aceh Tingkatkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana

Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irwandi, SHI, MH, Pengurus Forum PRB Aceh dan Mahasiswa Doktor Ilmu Hukum USK

Oleh: Irwandi, SHI, MH 

Pengurus Forum PRB Aceh dan Mahasiswa Doktor Ilmu Hukum USK

Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan agenda tahunan pada setiap Bulan Oktober, biasanya digelar tada tanggal  8 hingga 10 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB). 

Peringatan ini dilakukan di berbagai daerah yang ada di Indonesia untuk memberi pengetahuan, serta meningkatkan kesadaran, dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman dari berbagai bencana yang akan terjadi.

Pada Tahun 2024 ini, peringatan Bulan PRB Nasional yang menjadi tuan rumahnya adalah Aceh yang diadakan di Banda Aceh. 

Banda Aceh merupakan salah satu kota yang mengalami musibah gempa dan tsunami mahadahsyat dengan skala  9,3 SR pada tanggal 26 Desember 2024.

Kota Banda Aceh juga dikenal dengan sejarah panjangnya menghadapi berbagai bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami kala itu.

Gempa bumi Aceh yang menyebabkan tsunami terjadi di dasar laut pada kedalaman sekitar 10 kilometer, sehingga dikategorikan sebagai gempa dangkal.

Gempa tersebut disebabkan oleh interaksi antara Lempeng Indonesia-Australia dan Eurasia. 

Runtuhnya Megathrust Sumatera sepanjang 1.300 kilometer (km) menyebabkan dasar laut terangkat lebih dari 20 meter. 

Hal ini memicu gelombang tsunami yang tingginya mencapai lebih dari 30 meter dan menghantam pesisir dan permukiman warga Aceh.

Gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR) yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman memicu tsunami yang menghantam Aceh, Sri Lanka, Thailand, hingga India.

Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat dahsyat di dunia.

Berdasarkan laporan PBB, lebih dari 200.000 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Peringatan Bulan PRB merupakan kegiatan rutin agenda nasional yang dilaksanakan oleh BNPB bekerja sama dengan BPBD prov/kab/kota setiap tahun.

Sejak tahun 201, kegiatan ini biasanya dilaksanakan selama bulan Oktober, sejak tanggal 1 sampai dengan 31 Oktober, di seluruh Indonesia oleh seluruh pegiat kebencanaan yang merupakan bentuk apresiasi terhadap para pelaku kebencanaan yang telah melaksanakan  kegiatan PRB.

Peringatan Bulan PRB juga menjadi wadah untuk pengingat bersama atas kemajuan-kemajuan, saling berbagi informasi keberhasilan, capaian dan tantangan dalam upaya PRB di Indonesia.

Peringatan Bulan PRB sudah dilakukan sejak tahun 2012, pertama kali dilaksanakan di Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bersamaan dengan 5thAMCDRR, lalu di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Kemudian di Provinsi Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Papua Barat, Sumatera Barat, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara. 

Pada tahun ini dilaksanakan di Banda Aceh, Provinsi Aceh, dan untuk tahun 2025 sudah direncanakan akan diselenggerakan di Provinsi Jawa Timur.

Indonesia merupakan negara yang termasuk rawan bencana. Karenanya kita semua harus mampu mengenali ancamannya, pahami risiko dan tingkatkan budaya sadar bencana yang bisa terjadi kapan saja, agar dapat meminimalisir dampak sehingga pembangunan terus dapat berlanjut untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog, mengembangkan jejaring, serta menjadi pembelajaran bersama pelaku PRB di seluruh Indonesia. 

Dengan terciptanya kesadaran bersama antar pelaku PRB,  serta mengembangkan kemitraan dan menghimpun masukan-masukan demi pembangunan berkelanjutan yang berbasis PRB. 

Pembangunan berkelanjutan berbasis PRB harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menunjukkan kondisi riil, potensi, dan kebutuhan akan antisipasi serta rehabilitasi bencana.

Pembangunan berbasis PRB tidak bisa didasarkan pada asumsi dan opini. 

Bantuan teknologi digital membantu pemetaan kondisi riil beserta analisanya dengan lebih cepat dan terukur.(*)

Berita Terkini