Bardan juga berkomitmen untuk memastikan setiap ambulans dilengkapi dengan peralatan medis dasar dan komunikasi yang memadai untuk koordinasi dengan rumah sakit.
Langkah kedua adalah merekrut dan melatih tenaga medis serta pengemudi ambulans yang profesional.
Pelatihan ini bertujuan agar mereka dapat menangani berbagai situasi darurat dengan cepat dan tepat.
Selain itu, mereka juga akan diberikan pelatihan tentang pelayanan yang ramah dan humanis kepada warga.
Bardan juga menekankan pentingnya pengelolaan operasional yang efisien.
Baca juga: Ambulans Gratis Bardan Sahidi Antar Pasien Terbakar dari Kebayakan Aceh Tengah ke RSUDZA Banda Aceh
Untuk itu, ia berencana membangun sistem pusat panggilan darurat berbasis teknologi, yang memungkinkan warga menghubungi ambulans dengan mudah melalui nomor hotline.
Sistem ini akan memantau lokasi armada ambulans secara real-time, sehingga waktu respons dapat diminimalkan.
Program ini juga akan melibatkan partisipasi masyarakat, terutama melalui sosialisasi di tingkat kampung tentang cara mengakses layanan ambulans siaga.
Bardan berharap, dengan edukasi yang baik, warga tidak akan ragu untuk segera menghubungi layanan ini saat membutuhkan.
“Kita ingin program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Selain layanan ambulans, Bardan dan Karimansyah juga akan mendorong kolaborasi dengan puskesmas dan rumah sakit di Aceh Tengah.
Baca juga: Daftar ke KIP, Bardan Sahidi-Karimansyah Disambut Tari Guel
Kolaborasi ini penting untuk memastikan rujukan pasien berjalan lancar dan penanganan darurat dapat dilakukan tanpa hambatan birokrasi.
Dengan langkah-langkah tersebut, Bardan optimis bahwa program Ambulan Gratis Siaga 24 Jam akan menjadi solusi nyata bagi warga Aceh Tengah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses layanan medis darurat.
"Setiap nyawa itu berharga, dan melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang kehilangan nyawa hanya karena keterlambatan ambulans," pungkasnya. (IKL)