Gejala-gejala ini seringkali diabaikan atau dianggap sebagai masalah kesehatan lain, sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosis dan penanganan.
Selain itu, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), perempuan lebih cenderung mengalami penyakit jantung pada pembuluh darah kecil (penyakit mikrovascular).
Kabar buruknya, hal ini seringkali tidak terdeteksi dalam tes jantung standar.
Baca juga: Sama-Sama Penyakit Jantung, Ini Perbedaan Serangan Jantung dengan Gagal Jantung, Kenali Gejalanya
Perempuan lebih berisiko penyakit jantung
Beberapa faktor risiko penyakit jantung pada perempuan juga berbeda dari pria.
Selain faktor risiko umum seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, dan merokok, perempuan juga memiliki faktor risiko spesifik yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Menopause: Penurunan kadar hormon estrogen setelah menopause dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada perempuan.
- Komplikasi kehamilan: Kondisi seperti diabetes gestasional atau preeklamsia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
- Penyakit autoimun: Beberapa penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada perempuan.
- Stres dan depresi: Stres dan depresi dapat memengaruhi kesehatan jantung perempuan secara lebih signifikan dibandingkan pria.
Penyakit jantung pada perempuan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Kenali tanda dan faktor risikonya untuk agar tidak terlambat mendapat penanganan.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI