Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Malasari, seorang gadis berusia 30 tahun, asal Desa Padang Sikabu, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat mempunyai semangat juang yang luar biasa.
Meskipun hidupnya diwarnai musibah besar, Malasari tidak menyerah dan justru menemukan kembali makna hidup melalui usaha kecil-kecilan di bidang pembuatan kue.
Semangatnya semakin tumbuh berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan kelapa sawit PT Karya Tanah Subur (KTS).
Delapan tahun lalu, Malasari mengalami kecelakaan tragis yang mengakibatkan salah satu kakinya harus diamputasi.
Sejak kejadian itu, ia merasa kehilangan semangat, percaya diri, dan bahkan sempat putus asa.
“Selama 6 tahun sejak kejadian kecelakaan, saya hanya bisa terbaring tak berdaya, hilang semangat, hilang percaya diri, sempat putus asa, dan berpikir untuk apalagi hidup tak berguna seperti ini,” kenangnya, Selasa (10/12/2024).
Namun, hidup Malasari mulai berubah sekitar dua tahun terakhir.
Motivasi untuk tidak menyusahkan ibunya yang semakin menua membangkitkan semangatnya untuk kembali berjuang.
“Beruntungnya, banyak sekali pertolongan dan dukungan kepada saya dari arah yang tidak disangka,” ungkap dia.
“Sya dapat motor disabilitas ini dari Dinas Sosial Aceh Barat, usaha saya juga bisa mencapai titik sekarang berkat bantuan PT KTS,” ujarnya dengan penuh syukur.
Sebagai seorang baker, Malasari memulai usaha pembuatan kue dengan modal dan peralatan seadanya.
Kue-kue yang dibuatnya dijual ke kedai-kedai sekitar kampung.
Meskipun pendapatan yang didapatkan tidak besar, Malasari tetap bersyukur karena cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama ibunya.
PT KTS yang beroperasi di Aceh Barat dan berada di dekat Desa Padang Sikabu, melihat potensi dan semangat pantang menyerah Malasari. “Sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, PT KTS melakukan pembinaan dan bantuan untuk menunjang produktivitas Malasari dalam menjalankan usahanya,” kata Assistant CSR PT KTS, Ashar Khoirurozi.
Dukungan PT KTS mencakup pemberian peralatan modern seperti oven, mixer, dan blender yang membantu proses pembuatan kue menjadi lebih efisien.
“Tekat dan keinginan untuk bangkit dari Malasari membuka mata dunia, bahwa dengan semangat tak terbatas, kita mampu melampaui keterbatasan,” ujar Ashar.
Berbagai bantuan tersebut membawa perubahan signifikan bagi Malasari. Kini, ia mampu memproduksi hingga 400 kue dalam sehari, jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Permintaan pun melonjak, tak hanya dari kedai-kedai, tetapi juga dari konsumen langsung, termasuk pesanan untuk acara-acara hajatan di kampung.
“Dulu sehari paling bisa produksi 100an kue saja, sekarang alhamdulillah bisa sampai 400-an kue sehari,” ungkap Malasari.
Sementara itu, Community Development Area Manager Aceh, Riduan Manik turut mengapresiasi perkembangan usaha Malasari.
“Kami turut berbangga hati melihat perjuangan dan semangat Malasari bersama ibunya,” kata dia.
“Semoga Malasari dapat menjadi contoh bagi para pejuang di luar sana yang juga memiliki keterbatasan untuk tetap melanjutkan mimpinya,” ujarnya.
Sebagai anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro), PT KTS tidak hanya fokus pada bisnis yang berkelanjutan, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.
Hal ini sejalan dengan motto perusahaan, "Prosper With the Nations".
Kini, Malasari dan ibunya dapat menikmati kehidupan yang lebih baik berkat ketekunan dan bantuan dari berbagai pihak.
Perjuangan Malasari membuktikan bahwa dengan tekad dan dukungan, segala keterbatasan bisa diatasi.(*)