20 Tahun Tsunami Aceh

Cerita Delisa, Penyintas Tsunami Aceh yang Kakinya Diamputasi Sebanyak Tiga Kali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Delisa, Korban Selamat Tsunami Aceh.

SERAMBINEWS.COM - Pada 26 Desember 2004, Tsunami Aceh mengguncang dunia, menyisakan luka yang mendalam di hati ribuan orang, termasuk seorang penyintas muda yang kini berbagi kisahnya yaitu Delisa Fitri Rahmadani.

Pada Live Acara Mengenang & Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh di kanal YouTube Mba Corporation, Delisa yang kini berusia 27 tahun berbagi cerita tentang pengalaman traumatis yang dialaminya saat masih berusia 7 tahun.

Pada saat kejadian, ia tinggal di kawasan pesisir Ulele, Banda Aceh bersama ibu dan kakaknya, sementara ayahnya berada di Jakarta. 

"Saya melihat dan merasakan langsung Bagaimana gempa dan tsunami Aceh, pada saat kejadian Saya tinggal di dekat pesisir pantai di salah satu Wilayah Banda Aceh yaitu Ulele pada saat itu saya berusia 7 tahun yang ada di rumah hanya saya ibu kakak saya dan ayah saya berada di Jakarta," ungkap Delisa.

Setelah gempa mengguncang, mereka tidak menyangka bahwa bencana yang datang segera menyusul akan mengubah hidup mereka selamanya.

 Tsunami dengan gelombang setinggi tiga pohon kelapa menghantam wilayah tersebut.

Air laut yang sangat hitam menggulung dan memisahkan dirinya dari ibu dan kakaknya.

Dalam keadaan panik dan ketakutan, ia berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada potongan kayu, terbawa arus sejauh 8 kilometer ke sebuah desa di Banda Aceh yaitu Lamteumen.

Selama beberapa hari, ia dirawat dan dievakuasi oleh seorang warga setempat, Bapak Didi, yang dengan penuh kasih merawatnya di rumahnya.

Namun, di tengah keterbatasan akibat terputusnya jaringan komunikasi, kondisi kaki delisa memburuk hingga harus diamputasi.

"Kaki saya sudah mulai membusuk, sehingga harus diamputasi," ungkapnya.

Namun, dalam keterpurukan, Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Ayahnya, yang saat itu berada di Jakarta, akhirnya berhasil kembali ke Aceh pada hari kedua setelah bencana.

 Dengan bantuan banyak pihak, sang ayah berhasil menemukan anaknya, yang terluka dan terpisah dari keluarganya.

 Delisa harus menjalani serangkaian amputasi pada kakinya sebanyak tiga kali. Namun, berkat perhatian dan kasih sayang yang ia terima, kualitas hidupnya kini jauh lebih baik.

Meskipun jasad ibu dan kakaknya tidak ditemukan hingga hari ini, ia merasa bersyukur memiliki sosok pengganti ibu yang memberikan kasih sayang yang sama seperti ibu kandungnya.

Halaman
12

Berita Terkini