Mengabdi di Negeri Mercusuar, BERMUDA Chapter 2 Beri Warna Baru di Pulo Aceh
SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR – Bersama Relawan Muda (BERMUDA) kembali menggelar program pemberdayaan desa berkelanjutan.
Adapun lokasi BERMUDA Chapter 2 ini diselenggarakan di Pulo Aceh, Aceh Besar, dengan tujuan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Kegiatan yang berlangsung pada 25-30 Januari 2025 ini berhasil menghadirkan dampak positif di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Founder Yayasan Muwafaq Indonesia Cendekia, dr Muammar Zayn mengatakan, sebagai program pengabdian sosial unggulan berbasis youth community empowerment, BERMUDA telah menjadi wadah bagi relawan muda dari berbagai penjuru Indonesia untuk berbagi, berinovasi, dan berkolaborasi dalam menciptakan perubahan positif.
Dalam kegiatan ini, BERMUDA berfokus pada pengabdian sosial berbasis pemberdayaan komunitas pemuda, dengan melibatkan lebih dari 30 relawan muda dari berbagai penjuru Indonesia.
“Dengan melibatkan lebih dari 30 relawan, masyarakat lokal, serta local hero setempat, BERMUDA Chapter 2 membawa berbagai program pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulo Aceh,” katanya, dalam keterangan tertulis kepada Serambinews.com, Selasa (4/2/2025).
Ia mengatakan, program ini tidak hanya bertujuan membangun kesadaran sosial, tetapi juga meningkatkan kapasitas kepemimpinan para relawan serta membangun jejaring kolaboratif antara pemuda, instansi, pemangku kebijakan, dan komunitas lokal.
“Dengan semangat kebersamaan, pengabdian ini memberikan dampak langsung melalui berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga ekonomi kreatif,” papar Muammar Zayn.
Program Leader Bermuda 2, Safrizal SPd Gr, mengatakan, program kali ini berlangsung selama 25-30 Januari 2025 dan berjalan dengan penuh antusiasme.
Mengusung tema “Pesona Indonesia Mengabdi di Negeri Mercusuar”, program ini berfokus pada tiga divisi utama, yaitu Edu-Culture (Pendidikan dan Kebudayaan), Eco-Health (Kesehatan dan Lingkungan), dan Eco-Craftour (Ekonomi Kreatif dan Pariwisata).
Dikatakannya, Pulo Aceh bukan hanya sekadar lokasi pengabdian, tetapi juga memiliki warisan budaya dan sejarah yang begitu kaya.
Keindahan alamnya yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri, mulai dari Mercusuar Willem’s Toren III yang menjadi saksi bisu perjalanan maritim Indonesia, hingga Tari Likok Pulo yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Selain itu, pulau ini juga memiliki Pantai Konservasi Penyu, tempat yang menjadi rumah bagi penyu yang bertelur setiap tahunnya, serta ekosistem laut yang dijaga oleh Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA).
Ia mengungkapkan bahwa pengabdian ini tidak hanya memberikan dampak langsung pada masyarakat, tetapi juga membuka peluang bagi relawan untuk memahami kehidupan di daerah terpencil.
"Kehadiran para relawan di Pulo Aceh memberi dampak sosial yang signifikan dan memberikan pengalaman berharga bagi peserta dalam mengenal lebih dalam kondisi sosial dan budaya setempat," pungkasnya.
(Serambinews.com/ar)