Wawancara Eksklusif

Sambut Ramadhan dengan Gembira

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tgk Faisal Ali, Ketua MPU Aceh

Mari bersabar seraya menunggu Mualem pulang sebagai gubernur yang ikut retreat di Magelang. Faisal Ali, Ketua MPU Aceh

Ramadhan 1146 Hijriah atau 2025 Masehi tinggal menghitung hari. Setiap tahunnya, penentuan jatuhnya awal puasa memiliki cara yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat awal puasa 1 Ramadhan kerap berbeda-beda.

Saat ini, salah satu ormas terbesar, Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan awal Ramadhan 2025 yang jatuh pada Sabtu, 1 Maret. Sementara pemerintah belum menetapkan secara resmi kapan 1 Ramadhan 2025. Lantas, apakah puasa Ramadhan tahun ini akan berbarengan antara pemerintah dan Muhammadiyah? 

Pertanyaan itu akan terjawab setelah sidang isbat hasil pengamatan bulan (rukyatul hilal) yang akan dilaksanakan pada Jumat 28 Februari 2025. Namun, apa pun hasil sidang isbat, perbedaan penetapan awal Ramadhan harus disikapi secara bijak. Perbedaan tidak boleh mengurangi kegembiraan umat Islam, terutama di Aceh, dalam menyambut datangnya Bulan Mulia ini.

Terlepas dari perbedaan penetapan awal Ramadhan, rakyat Aceh juga harus menanggalkan segala ego, emosi, dan berbagai bentuk perbedaan yang bisa menimbulkan ketegangan dan perselisihan. Karena perselisihan yang terjadi menjelang Ramadhan, dikhawatirkan akan berdampak pada berkurangnya rasa gembira dalam menyambut bulan yang agung ini.

Para ulama berpendapat, salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira menyambut Ramadhan. Seorang yang beriman, hendaknya mempersiapkan segalanya untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, lebih dari yang dilakukannya untuk menyambut tamu agung yang dinanti-nantikan. 

Ulama juga memandang seorang muslim harus khawatir jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadhan, karena bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. 

“Semua kita harus bisa menahan diri dari perbuatan dan komentar-komentar terhadap sesuatu yang mengundang polemik dan kegaduhan. Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan,” ungkap Tgk Faisal Ali alias Abu Sibreh, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dalam wawancara eksklusif dengan Pemred Serambi Indonesia, Zainal Arifin, di Banda Aceh, Minggu (23/2/2025). Berikut petikan lengkapnya:

Assalamualaikum Abu, hari ini tampil dengan syal Palestina, mungkin ada pesan khusus terkait kondisi Palestina?

Syal ini terkait juga dengan penggalangan dana bagi saudara kita di Palestina. Penggalangan dana ini dalam rangka rehab rekon dan sebagai bentuk untuk melawan presiden Amerika yang akan merelokasi (membeli) warga Gaza dengan ide-ide yang tidak bisa diterima oleh akal, maka kita harus berpartisipasi. Jangan sampai Gaza dijual.

(Beranjak dari ajakan Ketua MPU Aceh untuk berdonasi demi kemaslahatan umat Muslim di Palestina. Selanjutnya, dalam wawancara eksklusif ini akan dibahas lebih mendalam terkait persiapan-persiapan seorang Muslim untuk menyambut bulan Ramadhan).

Muhammadiyah telah menetapkan jatuhnya awal Ramadhan, bagaimana pendapat Abu?

Kalau kita lihat di setiap tahun bahwa perbedaan-perbedaan di dalam mengawali awal Ramadhan itu bukan terjadi sekarang saja. Tapi itu hampir sepanjang hayat perbedaan itu terus terjadi. Kalau kita lihat itu ada tiga kelompok besar yang terjadi perbedaan. Pertama kelompok yang semata-mata menggunakan hisab yaitu menggunakan metode penghitungan perjalanan bulan, kalau ini seratus tahun ke depan itu sudah bisa kita tebak, kapan puasa, kapan hari raya bisa dihitung terus. Kalau di kita sudah familiar waktu shalat sepanjang masa, itu pake ilmu hisab.

Yang kedua ada kelompok yang menggunakan hisab yang dibuktikan dengan ruqyah. Dan rukyah itu berlaku secara umum apabila diperkuat oleh keputusan pemerintah, di sini kebanyakannya NU (Nahdlatul Ulama) dan para ulama-ulama. Yang ketiga ada kelompok berdasarkan rukyah, tetapi di dalam arena tertentu yang dikatakan dengan bersatu matlak. 

Jadi perbedaaan yang seperti ini telah lama terjadi tetapi alhamdulillah masyarakat kita sudah sangat dewasa dalam merespons perbedaan-perbedaan awal puasa ini. Kita bersyukur sekali kepada Allah saling menghormati, saling menghargai.

Perbedaan-perbedaan yang terjadi baik di awal Ramadhan, dalam hal-hal yang lain menjelang Ramadhan, perbedaan dalam rangka yang misalnya daerah yang hanya satu hari meugang, ada yang dua hari meugang, jadi hal-hal yang seperti ini kita harapkan tidak menjadi alat yang mengurangi semangat kita di dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Apakah ada panduan khusus menjelang Ramadhan menurut ajaran Rasulullah?

Secara spesifik memang tidak ada (panduan melakukan amalan khusus menjelang Ramadhan), tetapi secara umum itu seluruh amal ibadah ada waktu tertentu. Tapi ada anjuran yang semestinya kita mempersiapkan segala sesuatunya untuk memasuki pada waktu ibadah. 

Jadi maksud daripada ayat Allah “Fastabiqul Khairat” itu maknanya mendahului untuk melakukan kebaikan. Bukan dalam arti misalnya melaksanakan ibadah shalat sebelum tiba waktunya. Tetapi mempersiapkan diri kita untuk melaksanakan ibadah shalat pada waktunya, jadi sebelum waktu tiba kita sudah mempersiapkannya. 

Kita di Aceh ini, alhamdulillah para ulama-ulama kita yang sudah terdahulu berkolaborasi dengan raja dulu dan mampu merumuskan bahwa kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Misalnya seperti ada kegiatan gotong royong, membersihkan meunasah (masjid), memperbaiki lampu jalan, ini hal-hal yang seperti ini dianjurkan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan tetapi dalam konteks umum.

Apakah Makmeugang bisa dimaksudkan sebagai bagian dari Tarhib Ramadhan?

Bisa, meugang ini bagian dari merasa senang kita untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Kita bergembira, karena bulan Ramadhan banyak sekali Allah menyediakan pahala. Jadi bergembira karena amal ibadah kita dibalas banyak oleh Allah. Apa pun hal bermanfaat yang kita lakukan dihargai oleh Allah, jadi bergembira dalam rangka menyambut bulan yang pembalasan amal itu dilipat ganda.

Apakah di masa Rasul atau masa sahabat ada gonjang-ganjing politik menjelang Ramadhan?

Masa Rasulullah banyak sekali peperangan-peperangan yang terjadi di dalam bulan Ramadhan. Makanya ini salah satu bentuk hikmah, bahwa orang berpuasa itu mendapatkan pertolongan dari Allah, karena puasa ini sabar menahan diri dari lapar, sabar dari ngomong yang tidak baik, semuanya kita harus bersabar. Allah mengatakan “Innallaha ma’ashabirin”, Allah ta’ala beserta orang-orang yang sabar. 

Maka beberapa peperangan yang terjadi di dalam bulan puasa di masa Rasulullah diberikan kemenangan kepada umat Islam. Padahal secara logika umat Islam kan lagi lapar, dalam keadaan lelah karena berpuasa. Tapi karena Allah beserta orang yang bersabar maka diberikan kemenangan-kemenangan oleh Allah. Itu perang dengan kafir.

Elite Aceh belakangan terjadi silang pendapat, apakah ada imbauan dari MPU karena ini terjadi menjelang Ramadhan? 

Dari 18 poin Tausiah MPU Aceh dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, salah satunya kita berharap semua komponen masyarakat itu untuk menjaga ketentraman dan kenyamanan. Tapi tidak spesifik apa yang terjadi di Aceh, tapi dalam konteks umum tausiah itu beberapa poin sudah masuk.

Artinya, kita berharap dalam hal ini siapa pun dia,  tidak memberikan statemen-statemen yang terus memperbesar ruang di antara dua orang, antara dua partai, antara daerah ke daerah, karena ini yang membuat kerugian bagi Aceh. Dalam hal ini kita berharap, mari bersabar seraya menunggu Mualem  pulang sebagai gubernur yang ikut retreat di Magelang. InsyaAllah beliaulah yang akan mampu menyelesaikan masalah-masalah ini. 

Jadi siapapun kita apa dari PA (Partai Aceh) atau dari Gerindra, dari tim sukses, kita berharap saat ini untuk diam dan tidak lagi makin meruncingkan masalah, tetapi kita terima dulu (dan menunggu) Mualem pulang. Ini harapan kami dari Majelis Permusyawaratan Ulama, dari pribadi karena kami melihat ini bukan sesuatu yang bagus.

Jadi sebaiknya bagaimana masyarakat Aceh menyikapi polemik penunjukan Sekda ini?

Semua kita harap (menjaga ketentraman), misalnya teman-teman di media untuk tidak menghubungi, mempertanyakan hal yang seperti itu, dalam konteks menyalahkan si A dan menyalahkan si B. Tapi harus mengajak semua untuk kembali, mengajak semuanya untuk diam, mengajak untuk semuanya berhenti berpolemik itu bagus. Jadi semuanya, bukan hanya MPU saja. Tapi siapapun dia kita harapkan menjadi penyejuk bagi semuanya.

Jadi jangan sampai menanyakan pendapat atau sikap terhadap si A, itu akan semakin memperuncing suasana karena itu akan sangat merugikan bagi kita yang ada di Aceh. Apalagi pemerintahan baru masih jauh sekali perjalannya lima tahun ke depan, jadi kekompakan dan persatuan itu yang sangat kita butuhkan. 

Bagaimana wacana pergeseran shalat Isya ke pukul 21.00 WIB?

Sebenarnya waktu shalat itu wasaq dia, memang ada kelonggaran waktu shalat. Bukan saat tiba waktunya kita mesti melaksanakannya. Melaksanakan di awal waktu itu fadilah, kelebihan yang Allah berikan, jadi yang memang waktu shalatnya luas, apalagi waktu shalat Isya. 

Terkait dengan wacana penundaan saya kira tidak perlu bahwa itu menjadi sebuah keputusan. Biarlah hal itu kehendak masyarakat masing-masing, kalau misalnya ada daerah yang masjidnya sangat jauh dijangkau oleh masyarakat, silakan disepakati di situ. Bahkan di kita ini, di pesantren dan di daerah-daerah tertentu yang melaksanakan shalat Witir sampai 11 rakaat tiap malam, ada yang khatam Al-Qur’an satu juz satu malam. 

Jadi hal-hal seperti ini tidak perlu kita atur, tetapi silakan yang sudah berlaku seperti sekarang ini yang ingin menunda ya silakan, yang ingin mempercepat ya silakan. Karena sangat sulit kalau ini kita atur dalam satu konteks dalam pelaksanaan, sebab problem-problem masyarakat kita itu berbeda-beda.

Misalnya kita di pesantren itu kita terikat dengan pengajian fiqih satu jam habis Magrib. Jadi kapan selesai Fiqih satu jam waktu itu baru kita shalat. Tapi tidak bisa kita samaratakan apa yang terjadi di pesantren, karena masyarakat yang di luar pesantren tidak menggunakan waktu untuk aktivitas seperti itu.(rianza alfandi)

 

 

Berita Terkini