Di antara pertanyaan-pertanyaan itu, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah:
Pertama, Sudahkan Ramadhan yang kita lalui kali ini adalah Ramadhan terindah dan terbaik yang terasa membekas dalam kehidupan kita?
Bayangkan jika Ramadhan 1446 Hijriah itu adalah Ramadhan terakhir bagi kita.
Maka, berbahagialah yang menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan yang penuh dengan ibadah-ibadah terbaik.
Pertanyaan kedua, Adakah hubungan sosial kita pada Ramadhan yang lalu lebih baik dari Ramadhan-Ramadhan sebelumnya?
Bagaimana hubungan kita dengan sanak saudara, adakah mengalir kedermawanan kita terhadap masyarakat sekitar?
Berapa banyak mengalir harta-harta kita kepada mereka yang kurang beruntung selama bulan Ramadhan kali ini?
Pertanyaan ketiga, Apakah lebih bagus hubungan kita dengan orang tua pada Ramadhan 1446 Hijriah?
Bagaimana pengabdian kita terhadap kedua orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia?
Seberapa peduli kita kepada mereka?
Adalah tersambung hubungan kita dengan mereka?
Pertanyaan keempat, Sudahkah kita menyandang predikat ittqun minannar (dibebaskan dari api neraka) pada Ramadhan kali ini?
Dalam Ramadhan yang sudah kita lalui beberapa hari, apakah kita sudah tergolong dalam golongan yang terbebas dari api neraka sebagaimana dijanjikan Allah SWT?
Sudahkah kita mendapatkan malam Lailatul Qadar pada Ramadhan kali ini?
Maka, menurut Tgk Sulfanwandi, itulah yang dimaksud dengan meraih hari kemenangan di hari idul Fitri ini setelah mendapatkan predikat ittqun minannar dalam bulan Ramadhan, dimana betul-betul mendapatkan perubahan dalam hal ibadah kita, akhlak kita, dan kehidupan sosial kita.