Maka, menurut Tgk Sulfanwandi, itulah yang dimaksud dengan meraih hari kemenangan di hari idul Fitri ini setelah mendapatkan
Laporan Jamaluddin I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Selain Idul Fitri dan Idul Adha, ternyata ada lima hari raya lain bagi orang-orang yang beriman.
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu.
قال أنس بن مالك – رضي الله عنه -: للمؤمن خمسة أعياد:
Artinya: "Bagi orang-orang yang beriman ada lima hari raya."
Lantas, apa saja kelima hari raya dimaksud.
Untuk jelasnya, simak pemaparan Abu Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA, Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an, Tungkop, Aceh Besar, yang dikutip dari Kajian Spesial Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah berikut ini:
Allah SWT berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: "Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS Az Zumar ayat 22)
Abu Sulfanwandi menjelaskan, berbahagia sekali kita sudah menyelesaikan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh.
Di satu sisi, ada kebahagiaan dan kemenangan, tapi di sisi lain banyak pertanyaan yang patut kita ajukan terhadap diri kita sendiri.
Di antara pertanyaan-pertanyaan itu, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah:
Pertama, Sudahkan Ramadhan yang kita lalui kali ini adalah Ramadhan terindah dan terbaik yang terasa membekas dalam kehidupan kita?
Bayangkan jika Ramadhan 1446 Hijriah itu adalah Ramadhan terakhir bagi kita.
Maka, berbahagialah yang menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan yang penuh dengan ibadah-ibadah terbaik.
Pertanyaan kedua, Adakah hubungan sosial kita pada Ramadhan yang lalu lebih baik dari Ramadhan-Ramadhan sebelumnya?
Bagaimana hubungan kita dengan sanak saudara, adakah mengalir kedermawanan kita terhadap masyarakat sekitar?
Berapa banyak mengalir harta-harta kita kepada mereka yang kurang beruntung selama bulan Ramadhan kali ini?
Pertanyaan ketiga, Apakah lebih bagus hubungan kita dengan orang tua pada Ramadhan 1446 Hijriah?
Bagaimana pengabdian kita terhadap kedua orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia?
Seberapa peduli kita kepada mereka?
Adalah tersambung hubungan kita dengan mereka?
Pertanyaan keempat, Sudahkah kita menyandang predikat ittqun minannar (dibebaskan dari api neraka) pada Ramadhan kali ini?
Dalam Ramadhan yang sudah kita lalui beberapa hari, apakah kita sudah tergolong dalam golongan yang terbebas dari api neraka sebagaimana dijanjikan Allah SWT?
Sudahkah kita mendapatkan malam Lailatul Qadar pada Ramadhan kali ini?
Maka, menurut Tgk Sulfanwandi, itulah yang dimaksud dengan meraih hari kemenangan di hari idul Fitri ini setelah mendapatkan predikat ittqun minannar dalam bulan Ramadhan, dimana betul-betul mendapatkan perubahan dalam hal ibadah kita, akhlak kita, dan kehidupan sosial kita.
Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 185 berfirman:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ
Artinya: "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan."
Anas Bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata:
قال أنس بن مالك – رضي الله عنه -: للمؤمن خمسة أعياد:
Artinya: "Bagi orang-orang yang beriman ada lima hari raya."
Tgk Sulfanwandi menyebutkan, kelima hari raya itu adalah:
الأول كل يوم يمر على المؤمن ولا يكتب عليه ذنب فهو يوم عيد،
1. Setiap hari yang dilalui oleh orang yang beriman dan tidak ditulis satu dosa pun terhadapnya.
والثاني: اليوم الذي يخرج فيه من الدنيا بالإيمان والشهادة والعصمة من كيد الشيطان فهو يوم عيد،
2. Hari ketika seseorang meninggal dunia dengan salamat iman dan selamat dari pengaruh syaitan (husnul khatimah).
والثالث: اليوم الذي يجاوز فيه الصراط ويأمن من أهوال القيامة ويخلص من أيدي الخصوم والزبانية فهو عيد،
3. Hari di mana seseorang selamat dari melintasi jembatan shirat, dan selamat dari huru hara kiamat.
والرابع: اليوم الذي يدخل فيه الجنة ويأمن من الجحيم فهو يوم عيد،
4. Hari di mana seseorang selamat masuk ke dalam surga dan lepas dari api neraka.
والخامس: اليوم الذي ينظر فيه إلى ربه فهو يوم عيد.
5. Hari dimana seseorang bertemu dengan Allah SWT dan langsung bisa melihat Allah.
“Maka, mari kita lihat catatan Ramadhan yang sudah kita lalui, apa puncak istimewa dari semua ibadah-ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan tersebut?” ungkap Abu Sulfanwandi yang juga dosen
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh.
1. Hari mendapat sayang Allah
Apakah kita saat ini sudah menjadi hamba-hamba yang disayang oleh Allah karena dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:
وَإِذَا ( أَرَادَ ) اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ عَلَى قَضَاءِ حَوَائِجِ النَّاسِ
Artinya: "Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba maka Allah pakai dia sebagai orang yang bisa menyelesaikan segala hajat manusia."
2. Hari mendapat cinta Allah
Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
إِذَا ( أَرَادَ ) اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَّلَهُ " ، قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ , وَمَا عَسَّلَهُ ؟ ، قَالَ : " يَفْتَحُ لَهُ عَمَلا صَالِحًا ، ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ"
Artinya: "Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba maka Allah beri dia madu, Sahabat bertanya: "Bagaimana Allah beri madu? Rasulullah bersabda: Allah buka baginya Amalan-amalan shalih dan Allah terima amalannya."
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانة، حَدَّثَنَا سُهَيْل، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: يَا جِبْرِيلُ، إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ. قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ". قَالَ: "ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا". قَالَ: "فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: يَا جِبْرِيلُ، إِنِّي أبغضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ". قَالَ: "فَيَبْغَضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يَبْغَضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ". قَالَ: "فيُبْغضُه أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ".
Artinya: "Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, telah menceritakan kepada kami Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw yang telah bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT apabila mencintai seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku menyukai si Fulan, maka cintailah dia.
”Jibril mencintainya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah menyukai si Fulan, maka sukailah dia oleh kalian.
Maka seluruh penduduk langit mencintainya, kemudian diletakkanlah baginya cinta dan kasih sayang di bumi dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah dia olehmu.”
Maka Malaikat Jibril membencinya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit bahwa sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia oleh kalian.
Maka seluruh penduduk langit membencinya, kemudian diletakkanlah baginya kebencian di bumi. (HR Muslim)
Demikianlah penjelasan Abu Sulfanwandi tentang beberapa catatan penting Ramadhan 1446 Hijriah yang sudah kita lalui dan puncak dari semua ibadah, termasuk lima hari raya lain bagi orang-orang beriman selain Idul Fitri dan Idul Adha.
Wallahu A’lam Bisshawab. (*)