Meskipun Lebaran sudah berlalu, tapi sejumlah warga masih melakukan kegiatan arus balik, terutama bagi mereka yang punya dua keluarga dan harus dikunjungi kedua-duanya. Sebagian warga merasakan waktu di kampung belum cukup alias masih betah bersama sanak keluarganya.
Namun, ketika kembali ke kota melakukan arus balik banyak catatan menunjukkan bahwa angka kecelakaan lalulintas terhitung tinggi. Akibatnya, mereka tidak hanya harus masuk rumah sakit, tetapi banyak juga yang meninggal dunia di lokasi kejadian.
Di Aceh sendiri tercatat belasan orang meninggal dunia secara sia-sia akibat kecelakaan di jalan raya, tahun ini. Kecelakaan itu bukan hanya terjadi laga kambing, tetapi ada juga kecelakaan tunggal alias murni akibat ulah supir sendiri.
Misalnya nekat memaksakan diri membawa kendaraan dalam posisi sedang ngantuk berat. Padahal, berdasarkan survei tentang transportasi umumnya kecelakaan lalulintas disebabkan oleh supirnya ngantuk.
Hanya dalam hitungan detik nyawa bisa melayang seketika tatkala rasa ngantuk tidak bisa dilawan di jalan raya. Makanya sangat dianjurkan ketika sudah mulai ngantuk segera berhenti untuk istirahat. Ingat, tidak ada pilihan lain, kecuali istirahat. Keselamatan keluarga adalah jauh lebih penting daripada sekadar keinginan untuk lebih cepat sampai di rumah atau tempat lainnya.
Sebelumnya para pengamat transportasi mengingatkan para pengemudi harus lebih berhati-hati di jalan raya saat melakukan arus balik. Bedanya dengan arus mudik, saat kembali risiko kecelakaan di jalan lebih tinggi. Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada beberapa perbedaan kenapa saat arus balik lebih tinggi risiko celaka dari mudik.
"Secara fisik, kemungkinan berbeda. Karena berangkat biasanya penuh pertimbangan dan persiapan yang matang. Sedangkan saat arus balik, kebanyakan mepet-mepet," kata Sony kepada wartawan, pekan lalu.
Kebiasaan orang Indonesia saat balik adalah mepet dengan waktu masuk kerja. Padahal, sudah sering disarankan untuk balik lebih cepat beberapa hari, mencegah terjebak puncak arus. "Sebenarnya bisa menghindari (puncak arus balik) dengan cara pulang duluan dan mempersiapkan fisik yang prima," kata Sony.
Sony mengatakan, mental pengemudi yang balik mepet-mepet biasanya diburu waktu. Jadi saat bertemu macet atau kendaraaannya bermasalah, bisa menyebabkan emosi tinggi. "Nah kondisi di mana pengemudi berada dalam keadaan tekanan, memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang menyerempet bahaya di jalan," ucap Sony.
Untuk itu, sekali lagi, kita mengingatkan diri kita masing-masing supaya berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru di jalan raya. Ingatlah bahwa nyawa sangat mahal, maka nikmatilah perjalanan lebaran sebagai wisata keluarga. Semoga!
POJOK
Banjir pengunjung, hama tikus jadi tantangan baru di IKN
Di setiap proyek memang banyak tikus, apalagi yang berdasi…
Harga kakao di Aceh Tenggara mulai turun
Kalau harga kakau turun, biasanya tensi yang malah naik
PNS yang bolos diancam sanksi pemotongan TPK 50 persen
Ini gertakan lama yang dimunculkan kembali, hehehe..