Ayah dan Anak Pembunuh Sopir Taki Online Ditangkap, Mayat Dimasukkan Karung Dibuang ke Langkat

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBUNUHAN SOPIR TAKSOL: Polrestabes Medan berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan terhadap driver taksi online. Pelaku yakni ayah dan anak di Mabes Polrestabes Medan, Jum'at (11/4/2025)

SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Polisi berhasil mengungkap pelaku pembunuhan sopir taksi online bernama Michael Federick Pakpahan.

Pria muda berusia 25 tahun itu, seorang sopir taksi online yang dikenal baik dan rajin ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.

Petugas kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan pria yang mayatnya dimasukkan ke goni dan ditenggelamkan di kolam Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Kasatreskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto mengatakan petugas kini sedang melakukan auptosi terhadap jenazah korban.

Adapun identitas korban bernama Michael Frederick Pakpahan (25) seorang driver taksi online.

"Petugas menyelidiki kasus pembunuhan terhadap Frederick, ternyata korban dibunuh oleh penumpang," ujar Bayu, Jumat (11/4/2025)

Bayu mengatakan telah menangkap dua pelaku yakni ayah dan anak.

Kedua pelaku adalah Kasranik (50) dan Agung Pradana (24) dan keduanya diringkus pada Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

"Dua pelaku ditangkap di Jalan Kota Cane, Desa Kacaribu," katanya.

Diberitakan sebelumnya seorang sopir taksi online bernama Michael Frederick Pakpahan (25) yang dilaporkan hilang sejak Minggu (6/4/2025) akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Rabu 9 April 2025 malam. 

Korban ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di sebuah kolam di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Tubuh korban berada di dalam goni yang terisi batu pemberat.

Pelaku diduga sengaja menenggelamkan korban untuk menghilangkan jejak.

Baca juga: Sopir Taksi Online di Medan Tewas Dibunuh, Mayat Dimasukkan Karung Ditenggelamkan di Kolam

Sempat Hilang

Diketahui Michael dilaporkan hilang sejak Minggu (6/4/2025). 

Sejak saat itu, keluarganya tak pernah berhenti mencari.

Harapan masih menggantung di udara hingga kenyataan pahit datang pada Rabu (9/4/2025) malam.

Jenazahnya ditemukan dalam kondisi yang sulit diterima nalar kemanusiaan.

Sebelum menghilang, Michael sempat menerima orderan terakhir di daerah Kampung Lalang.


Ia mengemudikan mobil Rush Hitam berpelat BK 1273 QF.

Setelah itu, ponselnya mati, lokasinya tak lagi terdeteksi.

Keluarga pun panik, media sosial dipenuhi unggahan pencarian:

"Tolong infonya, telah hilang adik saya, driver Indriver Medan. Terakhir di Kampung Lalang setelah mengantar tamu," 

Namun, harapan yang menggantung tinggi itu kini runtuh dalam sekejap.

 

Baca juga: Tampang 2 Pembunuh Siswi MTs Dalam Karung di Sumbar, Pelaku Utama Noval Julianto Ditangkap di Aceh


Mayat Ditemukan dalam Karung Goni

Warga Desa Pasar Rawa tak menyangka kolam yang selama ini tenang menyimpan misteri gelap. 

Ketika karung besar mengambang mencurigakan, warga melapor ke polisi.

Saat dibuka, isinya sungguh mengerikan: jasad Michael—dalam kondisi membiru, tubuhnya sudah mulai rusak, terikat rapat dengan pemberat batu.

Polisi dari Polrestabes Medan dan Polsek Gebang segera turun tangan.

Mayat dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk proses autopsi dan hasil awal mengindikasikan adanya dugaan pembunuhan berencana.

Diduga, Michael menjadi korban perampokan yang berubah jadi pembunuhan.

Mobilnya belum ditemukan, tapi polisi mengantongi petunjuk kuat.

Dua tersangka kini sudah diamankan. Mereka ditangkap tidak lama setelah penemuan mayat Michael.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, membenarkan proses penyelidikan yang tengah berlangsung intensif.

"Sabar, sedang dalam proses. Pelaku sudah kita amankan, motifnya kuat mengarah ke perampokan yang disertai pembunuhan," ujarnya singkat.

Di rumah duka, isak tangis pecah tak terbendung. Ibunda Michael jatuh pingsan berkali-kali. 

Ayahnya hanya bisa memeluk foto terakhir sang anak. Harapan mereka untuk bisa melihat Michael pulang, hancur seketika.

Baca juga: Wanita Usia 59 Tahun di Bogor Tewas Dibunuh, Tubuh Korban Penuh Luka, Sosok Pelaku Terungkap

Sosok Michael Frederick Pakpahan

Michael Frederick Pakpahan adalah alumni Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU).

Ia sempat menimba ilmu di jurusan Agroteknologi stambuk 2017.

Selepas tamat kuliah, Michael bekerja sebagai sopir taksi online.

Sebelum dinyatakan hilang dan ditemukan tewas, korban mengendarai mobil Rush hitam bernomor polisi BK 1273 QF.

Dalam poster yang viral di media sosial disebutkan, bahwa korban sempat mengantarkan penumpang ke Jalan Besar Tanjung Slamet 72.

Namun, dari hasil track GPS, tiba-tiba pesanan antaran penumpang itu dicancel di tengah jalan.

Lokasi cancel ada di sekitar Jalan Bunga Sakura.

Penumpang mengcancel pesanan jasa antar jemput tersebut sekira pukul 01.13 WIB. 

Dalam poster dimuat, bahwa bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan Michael Frederick Pakpahan untuk bisa menghubungi nomor keluarga.

Ada dua nomor handphone yang dicantumkan.

Nomor tersebut milik Cia dan Linda.

Sejak kabar penemuan jenazah Michael Frederick Pakpahan beredar, sejumlah pihak turut menyampaikan ucapan belasungkawa.

Satu diantaranya adalah akun Instagram Fakultas Pertanian USU.

Dalam unggahannya, admin mendoakan mendiang agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

"Turut berdukacita atas meninggalnya salah satu alumni FP USU dari Prodi Agroteknologi "Michael Frederick Pakpahan (170301169)".

Semoga Almarhum mendapat tempat mulia di sisi Tuhan Yang Maha Esa, diampuni segala kesalahan dan khilafnya, serta diterima segala amal ibadahnya," tulis postingan Instagram FP USU @fpertanianusu.

 

Baca juga: Kisah Rudi Mahli Guru SD Dikabarkan Meninggal Ternyata Masih Hidup, Salami Warga yang Bertakziah

Baca juga: Viral Pengakuan Mantan Napi Polda Jateng: Bayar Kamar di Penjara Rp1 Juta, Sewa HP Rp150 Ribu Sejam

Baca juga: Digugat Soal Mobil Esemka, Jokowi Sebut Salah Alamat: Itu Urusan Swasta

Artikel ini sudah tayang di TribunMedan:

 

Berita Terkini