Tafakur

Mengirim Al-Fatihah untuk Orang Meninggal, Ini Perbedaannya Jika Dibaca Anak Kandung dan Orang Lain

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

USTADZ ABDUL SOMAD - Ustad Abdul Somad saat mengisi kajian dalam Tabligh Akbar Tarhib Ramadhan di Masjid Baiturrahman, Bandung. Dai kondang asal Riau ini dalam video-video kajiannya pernah memberikan penjelasan mengenai waktu malam lailatul qadar serta amalan-amalan pengisi malam istimewa tersebut. (INSTAGRAM/@ustadzabdulsomad_official)

Mengirim Al-Fatihah untuk Orang Meninggal, Ini Perbedaannya Jika Dibaca Anak Kandung dan Orang Lain

SERAMBINEWS.COM-Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Abdul Somad, Lc., MA., memberikan penjelasan mengenai tata cara mengirimkan doa Al-Fatihah untuk orang yang telah meninggal dunia.

Beliau menekankan bahwa ada perbedaan penting dalam cara menyampaikan doa, tergantung siapa yang mendoakan.

Doa yang dipanjatkan oleh seorang anak untuk orang tuanya memiliki keutamaan dan nilai yang berbeda dibandingkan dengan doa yang dibacakan oleh orang lain yang tidak memiliki hubungan darah langsung.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa doa dari anak untuk orang tuanya termasuk dalam amal jariyah yang terus mengalir pahalanya, sebagaimana disebutkan dalam hadis.

Sementara itu, doa dari orang lain tetap bermanfaat, tetapi tidak sekuat atau setinggi nilai doa yang datang dari anak sendiri.

Penjelasan ini disampaikan dalam sebuah podcast yang dipublikasikan melalui kanal YouTube Tsaqofah TV.

Baca juga: Lupa Sujud Sahwi, Apakah Shalat Harus Diulang? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

 

Doa Anak kepada Orang Tua: Tanpa Sebut Nama, Tetap Sampai

Ustadz Abdul Somad mengungkapkan bahwa doa dari anak kepada orang tua memiliki keistimewaan tersendiri.

Jika seorang anak mendoakan orang tuanya, doa tersebut akan sampai tanpa perlu menyebutkan nama orang tuanya.

 "Kalau orang tua kandung, tanpa disebutkan namanya, doa itu sudah sampai secara otomatis," jelasnya.

 Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang menjelaskan bahwa amal seorang anak yang saleh akan terus mengalir untuk orang tuanya, meskipun orang tua tersebut telah meninggal dunia.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya."


Ustadz Abdul Somad juga menambahkan bahwa meskipun amal-amalnya sudah terputus setelah meninggal, doa yang dipanjatkan oleh anak-anaknya tetap mengalir sebagai amal yang tidak pernah terputus.

"Amal saya tetap nyambung melalui anak saya, karena anak saya itu amal saya," tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini