Anak-anak dapat mengembangkan kebaikan-kebaikan diri, mempelajari menangani stress dan belajar tujuh teknik menghadapi tekanan teman sebaya (bertanya, katakan yang mungkin terjadi, sarankan kegiatan lain, katakan “dengarkan aku”, panggil nama, dan tinggalkan).
Orang tua dan anak diharapkan mampu mengembangkan kualitas positif keluarga, mempelajari satu sama lain (orangtua dan anak) termasuk stress yang dialami masing-masing pihak, mendorong orangtua dan anak berpikir tentang nilai-nilai keluarga, komunikasi serta memahami tekanan teman sebaya dan hubungan keluarga.
Program intervensi ketahanan keluarga antinarkoba merupakan program yang didasarkan pada konsep program family united yang dikembangkan oleh UNODC (United Nation Office on Drugs And Crime).
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa menjadikan keluarga selaku benteng utama dalam perlindungan seluruh anggota keluarga menjadi terhindar dari penyalahgunaan narkoba, sekaligus menjadi role model di sekeliling tempat tinggalnya dan dapat menyebarluaskan pemahaman tentang bahaya narkotika.
Remaja Teman Sebaya Antinarkotika
Masa remaja merupakan masa yang sangat menyenangkan bagi sebagian besar orang.
Pada fase ini, mereka mulai bertemu dengan lingkungan sosial yang lebih luas, beradaptasi, bermain sekaligus belajar bersama, dibarengi dengan kemampuan logika yang berkembang dengan baik.
Bahkan remaja seringkali disebut sebagai agent of change atau agen perubahan.
Dikaitkan dengan pembangunan kependudukan di Indonesia, jumlah remaja yang besar menjadi sangat potensial.
Ke depan, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan bonus demografi pada 1-3 dekade mendatang dimana remaja saat ini akan masuk pada usia produktif.
Bonus demografi sendiri oleh beberapa peneliti diartikan sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan fertilitas jangka panjang (adioetomo, sm, dkk, 2010).
Di masa periode bonus demografi proporsi penduduk usia produktif di Indonesia diperkirakan mencapai 69?ri total penduduk, dimana rasio ketergantungan mencapai titik terendah.
Artinya, pada periode tersebut jumlah angkatan kerja sangat besar, sedangkan beban yang ditangggung kelompok tersebut terhadap kelompok usia anak dan lansia sangat rendah.
Momentum ini harus dipersiapkan secara maksimal sehingga Indonesia bisa memanfaatkan peluang menjadi sebuah bangsa yang maju.
Untuk meraih bonus demografi menjadi sebuah kemajuan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Mereka yang akan mengisi momentum ini dihadapkan pada berbagai ancaman dan tantangan untuk bisa melalui.