HRB pun mengakui sosok Mentan Amran Sulaiman sebagai sosok yang bersahaja, namun tegas dan tidak basa-basi.
Buktinya, lanjut HRB, sesuatu usulan yang dinilainya berpotensi bermasalah langsung ditolaknya, juga program-program yang belum jelas hasilnya.
Mentan Amran, kata HRB, hanya mengabulkan usulan program yang jelas dan hasilnya prospektif.
Di sisi lain, Mentan Amran berpesan, agar semua pihak menjaga kondusivitas.
Jangan sampai kerja keras kepala daerah dan pejabat lainnya dikotori oleh demo destruktif.
Sebab, jika ini terjadi maka para investor dipastikan lari.
Bantuan program pemerintah juga akan dibatalkan.
Menurut data Kementan RI, ada beberapa daerah yang sering demo yakni Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, dan Aceh.
Terhadap hal ini, Mentan Amran bertindak tegas.
Jika akan memberi program tapi didemo maka akan langsung dihentikan, dialihkan ke daerah lain.
Ini pula yang telah dilakukan di Sulawesi.
Maka Mentan meminta agar program yang sudah disetujui Kementan RI jangan dikotori dengan demo penolakan.
Pemerintah membuat program bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga, namun jika ditolak maka pemerintah akan menarik kembali program tersebut.
Mentan tidak mau menghabiskan waktu untuk berdiskusi, akan banyak waktu produktif yang terbuang.
"Maka tugas pemerintah daerah adalah membuat kondisi warga kondusif, aman, dan tidak mudah terprovokasi," tandas HRB.
Mentan Amran juga berpesan kepada HRB agar terus melakukan percepatan di Kota Subulussalam.
Amran mencontohkan, capaian Kementan yang berhasil meningkatkan serapan Bulog terhadap produksi padi sebesar 2.000 persen, selama kepemimpinannya yang mendapat apresiasi khusus dari Presiden Prabowo.(*)