Konspirasi atau Fakta? China Bongkar Dugaan Kelam Asal Usul COVID dari AS
SERAMBINEWS.COM-Pada 30 April 2025, China merilis buku putih yang mengejutkan dunia internasional.
Dilansir dari GB News (2/5/2025), dokumen resmi dari Kantor Informasi Dewan Negara China ini menyatakan bahwa pandemi COVID-19 mungkin berasal dari Amerika Serikat, bukan dari Wuhan, China seperti yang selama ini diyakini.
Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap klaim Presiden AS sebelumnya yang menyebutkan bahwa virus tersebut bocor dari Institut Virologi Wuhan.
Dalam buku putih tersebut, China menyatakan bahwa "bukti substansial menunjukkan COVID-19 mungkin muncul di Amerika Serikat lebih awal dari garis waktu yang diklaim secara resmi, dan lebih awal dari wabah di China".
China menuduh AS telah mencoba mengalihkan perhatian dari kegagalannya dalam menangani pandemi dengan mempolitisasi pencarian asal-usul virus.
Dokumen ini juga menyerukan "investigasi menyeluruh dan mendalam mengenai asal-usul virus" untuk dilakukan di Amerika Serikat.
Baca juga: Cuma Jalan Kaki 9.000 Langkah, Risiko Kanker Turun Drastis 26 Persen! Ini Penjelasan Ilmiahnya
Bukti yang Dikutip oleh China
China mengutip beberapa studi untuk mendukung klaimnya:
- Sebuah studi dari CDC AS yang menunjukkan bahwa dari 7.389 sampel serologis yang dikumpulkan antara Desember 2019 dan Januari 2020, 106 di antaranya positif antibodi SARS-CoV-2.
- Studi dari NIH yang menguji 24.079 sampel darah, mengidentifikasi sembilan mengandung antibodi terhadap virus.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tes antibodi dapat bereaksi silang dengan virus corona lain, seperti flu biasa, dan dapat menghasilkan hasil positif palsu.
Respons Amerika Serikat
Pemerintah AS, melalui Presiden Biden, sebelumnya mendukung teori bahwa virus kemungkinan bocor dari laboratorium di Wuhan.
Namun, CIA dan FBI memiliki penilaian yang berbeda, dengan CIA menyatakan "kepercayaan rendah" terhadap teori kebocoran laboratorium.
Pemerintah AS juga mendesak China untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai asal-usul COVID-19 dan memungkinkan penyelidikan internasional yang tidak terhalang.
Pernyataan China ini memicu kontroversi di kalangan ilmuwan dan pejabat internasional.
Beberapa ahli berpendapat bahwa China berusaha mengalihkan perhatian dari teori kebocoran laboratorium yang semakin diterima secara luas.
Sebuah dokumenter baru oleh The Sun mengungkapkan bahwa tiga peneliti laboratorium di Wuhan jatuh sakit pada November 2019, mendukung teori kebocoran laboratorium.