Kesehatan

Bill Gates Dukung Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia, Bagaimana Kondisi TBC di Negeri Ini?

Penulis: Gina Zahrina
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BILL GATES -  Foto yang diambil dari YouTube resmi Sekretariat Presiden pada (7/5/2025) menunjukkan Bill Gates dalam kunjungannya ke Indonesia, yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu pagi (7/5/2025). Indonesia akan menjadi salah satu negara yang terpilih untuk uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang sedang dikembangkan oleh Gates Foundation.
BILL GATES - Foto yang diambil dari YouTube resmi Sekretariat Presiden pada (7/5/2025) menunjukkan Bill Gates dalam kunjungannya ke Indonesia, yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu pagi (7/5/2025). Indonesia akan menjadi salah satu negara yang terpilih untuk uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang sedang dikembangkan oleh Gates Foundation.

SERAMBINEWS.COM - Indonesia akan menjadi salah satu negara uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang tengah dikembangkan oleh Gates Foundation.

Kepastian terkait uji coba vaksin TBC ini diungkapkan Presiden Prabowo Subianto usai bertemu dengan pendiri Microsoft, Bill Gates, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Uji coba vaksin TBC ini dianggap langkah penting, mengingat TBC masih menjadi penyakit menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, TBC adalah penyakit menular yang paling mematikan di Indonesia, dengan jumlah kematian bisa mencapai sekitar 100.000 orang setiap tahunnya.

Indonesia Penyumbang Kasus TBC Terbesar Kedua di Dunia

Berdasarkan laporan Tuberculosis Report 2024 dari WHO, Indonesia menyumbang 10 persen kasus TBC secara global pada 2023. Indonesia berada di urutan kedua setelah India (26 persen), dan diikuti oleh China 6,8 persen, Filipina 6,8 persen, dan Pakistan 6,3 persen.

Baca juga: Bill Gates Puji Program Makan Bergizi Gratis: Penting untuk 1.000 Hari Pertama Anak

Total 8,2 juta orang di seluruh dunia didiagnosis TBC pada 2023, meningkat dari 7,5 juta kasus pada 2022. Namun, kabar baiknya, jumlah kematian akibat TBC menurun dari 1,32 juta jiwa (2022) menjadi 1,25 juta jiwa (2023).

Apa Itu TBC dan Bagaimana Penularannya?

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Umumnya menyerang paru-paru, namun juga bisa menyerang bagian tubuh lain seperti tulang, otak, dan kelenjar getah bening.

Penularannya terjadi melalui udara ketika penderita TBC batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Sekali batuk bisa menyebarkan ribuan kuman ke udara. 

Gejalanya antara lain batuk berkepanjangan, demam, berat badan turun, nyeri dada, dan keringat malam hari.

Kelompok Rentan dan Upaya Pencegahan

Mereka yang paling berisiko tertular TBC adalah anak-anak, lansia, pengidap HIV/AIDS, penderita diabetes, perokok, serta orang yang tinggal di lingkungan padat dan kurang sehat seperti asrama atau lapas.

Untuk mencegah penularan, masyarakat dianjurkan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga sirkulasi udara di rumah, tidak merokok, dan mendapatkan imunisasi BCG sejak bayi.

Baca juga: Prabowo Tunjukkan Menu Makan Bergizi Gratis ke Bill Gates, Begini Reaksinya

5 Alasan Vaksin TBC Penting

Melansir dari Kompas, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, memberikan lima alasan mengapa vaksin TBC baru sangat diperlukan:

  1. Vaksin BCG sudah digunakan terlalu lama – Efektivitas vaksin BCG terbatas pada anak-anak.
  2. Teknologi mutakhir – Penemuan vaksin TBC baru dimungkinkan dengan teknologi terbaru.
  3. Indonesia menjadi bagian dari penelitian global – Negara kita ikut serta dalam uji coba vaksin TBC fase 3.
  4. Penyakit TBC terus berkembang – Dengan meningkatnya kasus TBC, vaksin baru bisa memberikan perlindungan lebih efektif.
    Harapan untuk Masa Depan
  5. Uji coba vaksin ini diharapkan menjadi langkah besar dalam mengurangi angka kematian akibat TBC di Indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi di dunia.

Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis

Melansir dari Kemenkes, pemerintah telah menyediakan berbagai layanan pemeriksaan TBC, seperti pemeriksaan dahak, tes tuberkulin, rontgen dada, hingga Tes Cepat Molekuler (TCM).  Semua layanan ini tersedia di fasilitas kesehatan dan dapat diakses secara gratis.

Dan untuk pengobatan TBC membutuhkan waktu 6–8 bulan dan harus dijalani secara disiplin agar tidak terjadi resistansi obat. Pemerintah juga memberikan obat anti TBC secara gratis.

Target Indonesia: Bebas TBC Tahun 2050

Program nasional menargetkan Indonesia eliminasi TBC pada 2035 dan bebas TBC pada 2050.

Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah diminta menjamin ketersediaan obat, fasilitas laboratorium, vaksin, serta anggaran penanggulangan TBC.

Masyarakat pun diajak berperan aktif: mempromosikan etika batuk, tidak mendiskriminasi penderita, hingga memastikan warga yang terduga TBC segera berobat.

(Serambinews.com/Gina Zahrina)

Berita Terkini