Dudung Abdurachman Sebut Ledakan di Garut yang Tewaskan 13 Orang Bukan dari Amunisi, Tapi Detonator

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LEDAKAN GARUT - Dudung Abdurachman, Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Kabinet Prabowo-Gibran.

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman menceritakan kronologi amunisi kedaluwarsa (expired) meledak di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.

Dudung mengatakan, pemusnahan di lubang 1 dan lubang 2 sebenarnya sudah berhasil.

Namun, lubang 3, yang berisi detonator, belum diledakkan.

"Jadi detonator dimasukkan ke dalam drum, ada 2 drum, kemudian lubang itu sudah digali. Rencananya itu tadinya biasanya akan gunakan air laut.

Karena itu prosesnya biasanya lebih cepat. Namun tiba-tiba pada saat dimasukkan ke dalam lubang terjadi ledakan. Jadi ledakan itu bukan dari amunisi, justru dari detonator," ujar Dudung dalam live Kompas TV, Selasa (13/5/2025).

Dudung mendapatkan informasi dari rekan rekan anak buahnya, Kolonel Cpl Antonius, yang menjadi korban tewas dalam tragedi itu. 

Dudung menyebut informasi yang ia dapat itu sudah diklarifikasi ke Dandim Garut.

 "Itu yang saya tahu. Dan informasi ini saya klarifikasi juga dengan dandim, setempat Dandim Garut, rupanya memang demikian terjadi adanya," imbuh Dudung.

Maka dari itu, Dudung tidak tahu mengapa lubang berisi detonator itu bisa tiba-tiba meledak.

Dudung menyebut tim investigasi sedang turun ke lapangan untuk mencari tahu penyebab pasti ledakannya.

"Nah, ini tanpa alat pemicu, saya tidak tahu persis apakah faktor panas, dan sebagainya. Tapi kok bisa meledak di drum itu. Ini saya dengar tim investigasi sudah turun di lapangan, kepastiannya nanti kita dengar saja," imbuh Dudung.

Dudung juga telah melayat ke rumah duka anak buahnya itu. 

"Kebetulan semalam saya melayat ke rumah duka. Karena memang korban Kolonel Cpl Antonius itu mantan anak buah saya pada saat saya Dandim Mabes TNI, beliau sebagai Dansat Harpal. Ya kami cukup dekat dan 3 minggu lalu kami ketemu ngobrol-ngobrol," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi expired di Garut, Jawa Barat sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak. Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.

Halaman
123

Berita Terkini