Petugas Damkar Kabupaten Ngawi geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan ulah sang kakek.
Mereka kemudian membantu Suroso melepas paralon tersebut dari alat vital.
Purwanto menyebutkan, proses penanganan untuk melepas paralon dari alat vital Suroso membutuhkan waktu hampir sejam.
Dengan melibatkan petugas medis, Suroso dibawa ke Rumah Sakit (RS) Widodo untuk proses lebih lanjut.
"Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan aduan masyarakat, kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,"
"Syukur alhamdulillah bisa dievakuasi, Damkar dan didampingi tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk pelepasan paralon yang menyangkut di kemaluannya," ujar Purwanto.
Pelepasan cincin paralon berlangsung dengan hati-hati dan lancar.
Suroso pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang membahayakan dirinya tersebut.
Setelah itu, pelapor berkenan untuk beristirahat lalu kemudian dijemput oleh pihak keluarganya.
“Kami imbau kepada masyarakat, kalau memang memiliki hasrat ataupun keinginan yang meluap-luap dan tidak bisa dikendalikan, bisa dengan cara istighfar, berdoa,” katanya.
Baca juga: Kakek Suroso Kesakitan saat Pipa Paralon Nyangkut di Alat Vital, Petugas Damkar Turun Tangan
Sebelumnya, entah apa yang ada di benak kakek bernama Suroso (65).
Warga Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, nekat memasang paralon di alat vitalnya.
Suroso kemudian merasa nyeri luar biasa setelah dua hari karena tidak bisa buang air kecil atau kencing.
Awalnya, Suroso mengeluh sakit sebab sengaja memasang cincin paralon pada bagian alat vitalnya.
Merasa sakit dan tak tahan lagi, ia pun lapor ke petugas Damkar setempat.