Kebijakan ini datang di tengah krisis keuangan yang sudah lebih dulu menghantam banyak universitas besar.
Pemerintahan Trump juga telah membekukan atau menghentikan hampir $3 miliar dana penelitian dan kontrak federal untuk Harvard, yang dituduh gagal mengatasi isu antisemitisme dan pelecehan etnis di lingkungan kampus.
Baik Harvard maupun Columbia hingga kini belum memberikan pernyataan resmi mengenai dampak finansial dari kebijakan baru ini.
“Ini hanyalah pukulan finansial lain di atas berbagai pukulan lain yang sudah dialami universitas-universitas riset besar,” kata Kelchen.
“Satu-satunya hal yang belum disentuh saat ini hanyalah bantuan keuangan untuk mahasiswa.”
Baca juga: Israel Gempur Gaza Tanpa Ampun, Trump: “Kita Harus Membantu, Rakyat Palestina Sedang Kelaparan”
Pendidikan Tinggi AS di Persimpangan Jalan
Universitas-universitas di AS saat ini tengah menghadapi tantangan berat.
Selain pemotongan dana federal, mereka kini juga terancam kehilangan salah satu sumber pendapatan utama: mahasiswa internasional.
Padahal, kehadiran mahasiswa asing bukan hanya memberi kontribusi secara ekonomi, tetapi juga memperkaya lingkungan akademik dan budaya kampus.
Langkah ini pun dipandang banyak pihak sebagai keputusan politis yang bisa berdampak jangka panjang, tidak hanya bagi universitas elite seperti Harvard dan Columbia, tetapi juga bagi ratusan kampus lainnya di seluruh Amerika Serikat.
Baca juga: Tung Tung Tung Sahur! Anomali Kocak Asal Indonesia Ini Bikin Dunia Kecanduan
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)