Kesehatan

Edukasi Seksual Sejak Dini, Kunci Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak, dr Boyke Ungkap Caranya

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seksolog dr Boyke Dian Nugraha menekankan pentingnya edukasi seksual sejak usia dini sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan seksual, terutama pada anak-anak.

SERAMBINEWS.COM - Seksolog dr Boyke Dian Nugraha menekankan pentingnya edukasi seksual sejak usia dini sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan seksual, terutama pada anak-anak.

Menurutnya, langkah awal perlindungan terbaik bukan hanya dari aspek hukum, tetapi juga dari pengetahuan dan kesadaran anak-anak akan tubuhnya sendiri.

Dalam sebuah pernyataan edukatif, dr Boyke mengajak para orang tua, guru, dan masyarakat luas untuk mulai mengenalkan konsep perlindungan diri dengan metode PANTS, sebuah pendekatan sederhana namun efektif dalam mendidik anak tentang batasan tubuh.

“Ajarkan anak sejak usia 5 tahun ke atas. Ingatkan bahwa P – Private is private. Bagian tubuh yang tertutup pakaian dalam tidak boleh disentuh sembarangan, kecuali dalam keadaan medis,” jelas dr Boyke dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Kacamata dr Boyke, Sabtu (31/5/2025).

Metode PANTS, menurutnya, merupakan singkatan dari:

Baca juga: Inses Termasuk Penyimpangan Seksual, Seksolog dr Boyke: Banyak Pelaku Alami Trauma Sejak Kecil

P: Private is private – pakaian dalam adalah area pribadi.

A: Always remember your body belongs to you – tubuhmu milikmu sendiri.

N: No means no – kalau tidak, ya tidak.

T: Talk about secrets that upset you – bicara kalau ada yang mengganggu.

S: Speak up – teriak, minta bantuan!

Tak hanya menyasar anak-anak, dr Boyke juga menyinggung pentingnya edukasi serupa bagi remaja, terutama di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan predator yang pandai menyamar sebagai sosok terpercaya.

Baca juga: Fakta Kelam Beri Edukasi Seks Harus Izin Polisi, Dr Boyke: Dulu Nonton Saya Aja Dianggap Zina Mata

“Predator seksual bisa sangat manipulatif. Mereka bisa tampil religius, sopan, bahkan dermawan. Tapi mereka punya kemampuan menipu dan mengelabui korban. Itu sebabnya edukasi harus diberikan kepada semua lapisan usia,” tegasnya.

Selain edukasi kepada anak, peran masyarakat dalam merespons dan mencegah kekerasan seksual dinilai masih minim.

Banyak kasus yang baru ramai saat viral di media sosial, namun aksi nyata pencegahan dan pendampingan korban masih belum merata.

Dr Boyke juga menyinggung dampak berat yang ditanggung korban kekerasan seksual, baik secara fisik maupun psikologis.

Ia menyebut bahwa trauma bisa berlangsung seumur hidup bila tidak ditangani dengan pendekatan medis dan psikologis yang tepat.

“Rehabilitasi penting untuk pelaku dan korban. Jangan hanya fokus pada proses hukum, tapi juga proses penyembuhan. Tanpa itu, korban bisa tumbuh dengan luka yang tak terlihat,” ujarnya.

Baca juga: Fakta Mencengagkan! dr Boyke Ungkap Fenomena Anak SD Sewa Hotel Jam-Jaman, Ini 3 Penyebab Utamanya

Di akhir penyampaiannya, ia juga menyinggung perlunya edukasi seks yang menyeluruh dan berkelanjutan, serta mengajak masyarakat untuk tidak menormalisasi hubungan sedarah atau bentuk penyimpangan lainnya hanya karena kurangnya informasi.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini