Harga Emas

Harga Emas di Banda Aceh Naik Tipis, Berikut Rincian Harga per Mayam, Edisi 18 Juni 2025

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARGA EMAS- -Harga emas di Banda Aceh kembali mengalami kenaikan tipis pada Rabu (18/6/2025). Perhiasan emas yang terdiri dari gelang, kalung hingga anting di dalam rak toko emas Tiara Idi Rayeuk, Aceh Timur, Rabu (11/6/2025). 

Harga Emas di Banda Aceh Naik Tipis, Berikut Rincian Harga per Mayam, Edisi 18 Juni 2025

SERAMBINEWS.COM-Harga emas di Banda Aceh kembali mengalami kenaikan tipis pada Rabu (18/6/2025).

Harga hari ini tembus Rp 5.770.000 per mayam, belum termasuk ongkos pembuatan.

Adapun ongkos pembuatan berkisar Rp 100.000 hingga Rp 200.000, atau tergantung kerumitannya.

Kenaikan ini tipis dibandingkan harga emas pada sebelumnya, Selasa (17/6/2025) yang  berada di angka Rp 5.770.000 per mayam belum termasuk ongkos pembuatan.

Kenaikan ini terbilang kecil, yakni Rp 10.000 dari harga sehari sebelumnya.

Baca juga: Harga Emas Stabil Jelang Keputusan The Fed, Ketegangan Iran-Israel Jadi Faktor Penentu

Informasi ini disampaikan melalui akun Instagram resmi toko emas di Banda Aceh, @bina.nusa, yang dikenal rutin membagikan update harga emas setiap harinya.

Perlu diketahui, mayam adalah satuan takaran emas khas Aceh yang setara dengan sekitar 3,3 gram emas.

Sedangkan untuk harga emas dunia hari ini Rabu (18/6/2025), terpantau stabil.

Harga Emas Dunia Stabil

Harga emas nyaris tidak bergerak pada perdagangan Rabu (18/6/2025).

Para investor memilih bersikap hati-hati menjelang pengumuman penting dari Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) terkait arah kebijakan suku bunga.

 Di saat yang sama, ketegangan geopolitik yang meningkat antara Iran dan Israel turut menjadi perhatian utama pasar.

Dilansir dari kantor berita Reuters (18/6/2025), harga emas di pasar spot tercatat stabil di 3.388,04 dolar AS per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga tidak banyak berubah, berada di level 3.406,50 dolar AS per ons.

Baca juga: Fantastis! Kejaksaan Agung Bekuk Aset Wilmar Group Senilai Rp 11,8 Triliun dalam Kasus Ekspor CPO

“Emas berfluktuasi karena investor memantau peningkatan risiko di Timur Tengah. Laporan AS yang kurang menggembirakan tentang penjualan ritel, perumahan, dan produksi industri memperkuat alasan bagi Fed untuk memangkas suku bunga akhir tahun ini,” ujar analis dari ANZ dalam sebuah catatan.

Ketegangan Iran-Israel dan Dampaknya

Situasi di Timur Tengah makin memanas. Pada hari Rabu, Iran dan Israel kembali melancarkan serangan rudal satu sama lain, memasuki hari keenam konfrontasi udara meskipun Presiden AS Donald Trump telah mendesak Iran untuk “menyerah tanpa syarat”.

Menurut laporan dari tiga pejabat AS yang dikutip Reuters, Washington telah mengerahkan lebih banyak pesawat tempur ke wilayah tersebut, serta memperluas kehadiran militer guna mengantisipasi eskalasi konflik lebih lanjut.

Ketegangan ini mendorong kekhawatiran global akan stabilitas geopolitik, yang biasanya berdampak positif pada harga emas karena logam mulia ini dianggap sebagai aset aman (safe haven) saat terjadi krisis.

Baca juga: Kabar Gembira! BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025 Mulai Cair Bulan Ini, Cek Syarat dan Status Penerima

Data Ekonomi AS Menambah Ketidakpastian

Dari sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan penurunan signifikan dalam penjualan ritel di AS selama Mei, terutama pada sektor otomotif.

 Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kekhawatiran terhadap kenaikan harga akibat tarif, sehingga masyarakat mulai menunda pembelian kendaraan.

Selain itu, laporan tentang perlambatan sektor perumahan dan produksi industri turut menunjukkan bahwa ekonomi AS mungkin mulai kehilangan tenaga.

 Ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga paling cepat akhir tahun ini, meskipun pada pertemuan kebijakan hari ini bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap.

Baca juga: Pengumuman Hasil PPPK Tahap 2 Sudah Mulai Dirilis, Ini Cara Mudah Cek Nama Lewat SSCASN dan Instansi

Proyeksi Harga Emas Tetap Optimis

Bank investasi ternama Goldman Sachs menyatakan pihaknya tetap optimis terhadap pergerakan harga emas ke depan.

Dalam catatannya, mereka memperkirakan bahwa kombinasi dari pembelian emas oleh bank sentral serta meningkatnya minat dari investor akan mendorong harga emas lebih tinggi dalam jangka menengah.

“Kami mempertahankan perkiraan kami bahwa pembelian bank sentral yang secara struktural kuat dan peningkatan kepemilikan ETF dari pemangkasan Fed akan menaikkan harga emas menjadi 3.700 dolar AS per ons pada akhir 2025, dan 4.000 dolar AS per ons pada pertengahan 2026,” tulis Goldman Sachs.

Data juga menunjukkan bahwa minat terhadap emas fisik tetap tinggi. SPDR Gold Trust, yang merupakan dana emas terbesar di dunia, mencatatkan kenaikan kepemilikan sebesar 0,43 persen menjadi 945,94 ton pada hari Selasa.

Sementara emas bergerak stabil, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan beragam:

  • Perak spot turun tipis 0,1 persen menjadi 37,22 dolar AS per ons
  • Platinum naik 0,3 persen menjadi 1.266,04 dolar AS per ons
  • Paladium juga naik 0,3 persen menjadi 1.054,63 dolar AS per ons

Baca juga: Emas Melejit! Ketegangan Israel-Iran dan Seruan Trump Bikin Harga Melonjak Drastis!

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

 

 

 

Berita Terkini