Iran Bajak Semua Kamera Pengintai Israel, Zionis Paksa Warga Matikan CCTV dan Diam Soal Serangan

SERAMBINEWS.COM – Di tengah meningkatnya perang, Iran dilaporkan membajak kamera keamanan dan pengawasan (CCTV) di Israel untuk mengumpulkan informasi intelijen dan rekaman akibat serangan rudalnya.

Iran dilaporkan membajak hampir semua kamera CCTV Israel untuk memperoleh informasi intelijen terkait dampak serangan rudal dan aktivitas militernya.

Selain CCTV di ruang publik, Iran juga menyadap CCTV pribadi rumah warga untuk memperoleh gambar dan video detik-detik serangan rudalnya menghantam Israel.

Karena sejauh ini, pejabat dan militer Israel memblokir informasi dampak serangan rudal Iran, dan kerusakan apa yang terjadi akibat serangan itu.

Refael Franco, mantan wakil direktur jenderal Direktorat Siber Nasional Israel, mengatakan bahwa Iran telah aktif berupaya untuk terhubung ke kamera CCTV di seluruh wilayah untuk memantau akibat serangan rudal dan menyempurnakan ketepatan penargetan.

"Kami tahu bahwa dalam dua atau tiga hari terakhir, Iran telah mencoba terhubung ke kamera untuk memahami apa yang terjadi dan di mana rudal mereka mengenai sasaran," kata Franco.

Juru bicara lain dari Direktorat Siber Nasional Israel mengonfirmasi adanya pola serangan terhadap kamera yang terhubung ke internet, sebagai upaya baru di tengah perang yang sedang berlangsung.

Foto-foto dari zona serangan masih dalam status pemblokiran resmi, kata badan itu.

Sementara itu, Franco dan pejabat keamanan siber lainnya mendesak para pemukim untuk menonaktifkan atau mengamankan sistem pengawasan rumah mereka.

Warga juga diminta untuk tidak membagikan informasi terkait lokasi jatuhnya rudal Iran di wilayah Israel.

Lonjakan serangan siber telah tercatat sejak Israel menyerang Iran pada 13 Juni 2025.

Kelompok peretas Israel Predatory Sparrow mengklaim serangan terhadap lembaga keuangan dan kripto Iran.

Sementara media pemerintah Iran melaporkan serangan siber skala penuh terhadap infrastrukturnya.

Ron Meyran, Wakil Presiden Cyber ​​Threat Intelligence di Radware, menduga bahwa peningkatan tajam 700 persen dalam serangan siber selama dua hari terakhir diakibatkan oleh operasi peretas yang didukung negara Iran dan kelompok-kelompok yang berafiliasi .