keluhan petani pada musim tanam padi tahun ini, mereka terpaksa menggunakan jasa traktor 4WD milik swasta yang ongkosnya sangat tinggi,

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya

SERMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Sedikitnya lima unit alsintan diterima Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk kebutuhan petani menggarap sawah.

Alsintan diterima adalah traktor 4 WD, sebelumnya petani terpaksa menyewa jasa traktor 4 WD milik petani yang ongkosnya sangat tinggi.

Keberhasilnya membawa pulang bantuan pusat ke Abdya diapresiasi Ketua Dewan setempat.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Roni Guswandi menyebutkan, dalam jangka empat waktu empat bulan Bupati Safaruddin dan Wabup Zaman Akli menjabat, sudah memberikan dampak nyata di sektor pertanian.

Buktinya, kata Roni, ditengah efisiensi anggaran, Bupati Safaruddin terus melakukan berbagai lobi ke Pemerintah Pusat, salah satunya menyangkut alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang menjadi kebutuhan dasar petani Abdya.

“Memang petani Abdya sangat membutuhkan Alsintan. Hal itu bisa kita lihat dari berbagai keluhan petani pada musim tanam padi tahun ini, mereka terpaksa menggunakan jasa traktor 4WD milik swasta yang ongkosnya sangat tinggi,” kata Roni Guswandi kepada Serambinews.com, Jumat (27/6/2025).

Roni menyebutkan, langkah Bupati Safaruddin dalam melobi anggaran ke Pemerintah Provinsi dan Pusat menjadi bukti bahwa mantan Wakil Ketua DPRA itu konsisten mewujudkan janji politik pada masa kampanye Pilkada 2024 lalu.

“Dengan adanya bantuan lima unit traktor 4WD sumber APBN ini menjadi bukti bahwa Pak Bupati sangat berpihak kepada petani. Semoga dalam tahun ini akan ada penambahan-penambahan alsintan lainnya,” ujar Roni.

Ia menyebutkan, DPRK Abdya akan terus mendukung semua program pemerintah yang berpihak kepada rakyat, apalagi menyangkut kebutuhan dasar petani.

“Tentu pembangunan ini perlu sinergitas semua pihak. Kami yakin, dengan baiknya hubungan pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi hingga pusat, pembangunan di Abdya akan semakin baik pula,” pungkas Roni Guswandi. (*)