SERAMBINEWS.COM - Pengakuan mengejutkan datang dari mantan Rektor UGM, Prof. Sofian Effendi, soal riwayat kuliah Presiden Jokowi.
Dalam sebuah wawancara, Prof. Sofian menyebut Jokowi tak memenuhi syarat akademik untuk meraih gelar sarjana, bahkan menuding skripsi Jokowi tidak pernah diujikan dan hanya "contekan" dari pidato seorang dekan.
Tak hanya itu, ia juga meragukan transkrip nilai Jokowi yang pernah ditampilkan ke publik, dan menyebut nilai-nilai itu tidak cukup untuk melanjutkan ke jenjang S1.
Pernyataan keras ini menjadi babak baru dalam polemik keaslian ijazah Jokowi, apalagi sang profesor menyebut tidak ada tanda tangan dosen penguji di skripsi yang beredar.
Lantas, benarkah Jokowi tidak pernah lulus sarjana?
Prof. Sofian Effendi mengungkapkan, nilai Jokowi di semester awal kuliah di Fakultas Kehutanan, bahkan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1.
Menurutnya, transkip nilai yang dipampang oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu adalah nilai saat Jokowi mengambil program Sarjana Muda
Pernyataan itu disampaikan Prof Sofian dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025), Prof Sofian Effendi mengaku sudah mencari informasi dari rekan-rekannya pengampu di Fakultas Kehutanan.
Dia bercerita, Joko Widodo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM.
Baca juga: Dituding Pakai Ijazah Palsu oleh Roy Suryo, Jokowi Buka Suara: Nanti Saya Tunjukkan yang Asli
Dia masuk pada tahun 1980.
"Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985. Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah," kata Prof Sofian.
Pada 1980, menurut Prof Sofian, Jokowi masuk UGM berbarengan dengan kerabatnya yang bernama Hari Mulyono
Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara Jokowi dan Hari Mulyono
Hari Mulyono, saat itu, dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan aktif di berbagai organisasi.
Secara akademik, nilai Hari Mulyono cukup menjanjikan