"Pada waktu dia mengajukan tesis, mau diuji, tapi pas dia mau ke Aceh, jadi gak jadi ujian itu karena munkin Profesor Achmad Soemitro melihat kan bahwa anak ini punya BSC kok mau mengajukan skripsi.
Karena memang tidak membimbing orang yang bukan MKDU, jadi dia belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan skripsi," katanya.
Profesor Sofian Effendi mengatakan skripsi yang ditulis Jokowi merupakan hasil mencontek.
"Itu yang pak Kasmudjo gak mau ngomong saat itu, skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya Sunardi. Salah satu dekan.
Kan baru pulang dari Canada terus dia bikin makalah mengenai perkembangan industri kayu, dan itu yang dipakai," katanya.
Baca juga: Polemik Ijazah Palsu, Mantan Rektor UGM Prof Sofian Ungkap Fakta Mengejutkan soal Kuliah Jokowi
Menurutnya skripsi tersebut juga tidak pernah diuji.
"Saya tanya ke petugasnya, kok ini kosong, iya pa karena memang gak diuji dan gak ada nilainya.
Makanya gak ada tanggal kan, gak ada nilai. Jadi kalau dia mengatakan saya punya ijazah asli, ya kalau BSC benar lah, tapi kalau ijazah skripsi gak punya dia," katanya.
Lantas siapa Profesor Sofian Effendi ?
Jokowi pernah melantik tujuh orang Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Istana Negara pada 27 November 2014.
Salah satu anggota KASN adalah Profesor Sofian Effendi.
Hari itu tida mengatakan bakal segera melakukan konsolidasi organisasi.
Sofian juga memiliki program 100 hari kerja dengan melakuka pemetaan terhadap promosi bagi 12 ribu jabatan pimpinan tinggi (eselon 1 dan 2).
Karir Profesor Sofian Effendi :
1969−1998: Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada
1978−1983: Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada