Perang Gaza

Kantor Berita Prancis AFP Desak Israel Izinkan Evakuasi Jurnalisnya dari Gaza karena Kelaparan

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wizard Bisan seorang jurnalis perempuan di Khan Younis, Jalur Gaza mengungkapkan kesaksiaannya saat Kota Khan Younis dikepung militer Israel.

SERAMBINEWS.COM - Kantor Berita Prancis, Agence France-Presse mendesak Israel untuk segera memfasilitasi evakuasi jurnalis lepasnya dari Gaza, dengan memperingatkan bahwa mereka menghadapi situasi yang “mengerikan” dan “tidak dapat dipertahankan” di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.

AFP, salah satu kantor berita terbesar di dunia, mengajukan permohonan tersebut setelah asosiasi jurnalisnya memperingatkan bahwa rekan-rekan mereka di Gaza menghadapi kelaparan.

"Selama berbulan-bulan, kami menyaksikan tanpa daya kondisi kehidupan mereka memburuk drastis," kata badan yang berbasis di Paris itu dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Jazeera, Rabu (23/7/2025). 

"Situasi mereka kini tak tertahankan, terlepas dari keberanian, komitmen profesional, dan ketangguhan mereka yang patut dicontoh."

Kelaparan di Gaza, Jurnalis AFP: Wartawan Terakhir di Gaza akan Mati

Asosiasi Jurnalis untuk Agency France Presse (AFP) merilis pernyataan yang secara resmi mengecam situasi sepuluh jurnalisnya di Jalur Gaza, dengan mengatakan mereka berisiko kelaparan di tengah blokade bantuan yang terus berlanjut yang diberlakukan oleh Israel. 

Baca juga: Alarm Kelaparan Massal Menyebar Seluruh Gaza, Korban Tewas Berjatuhan, tak Ada Makanan & Bantuan

Serikat AFP memposting pernyataan dalam bahasa Prancis pada Senin tentang kelaparan di Gaza dan menambahkan bahwa "tanpa intervensi, wartawan terakhir di Gaza akan mati".

AFP mengungkapkan bahwa seorang penulis lepas, tiga fotografer, dan enam pekerja lepas video menolak meninggalkan jalur tersebut meskipun faktanya sebagian besar jurnalis AFP meninggalkan Gaza tahun lalu di tengah perang yang sedang berlangsung.

AFP mencatat bahwa 10 wartawan tersebut merupakan wartawan terakhir yang berada di lapangan di Jalur Gaza, dan mereka menghadapi keadaan yang sulit di tengah kekurangan makanan akibat blokade oleh pemerintah Israel.

Seorang jurnalis AFP di Gaza, bernama Bashar, menulis di akun Facebook-nya: "Tubuh saya kurus dan saya tidak bisa bekerja lagi."

Serikat pekerja tersebut mengatakan, "Kami berisiko mengetahui kematian mereka kapan saja, dan ini tak tertahankan bagi kami." 

"Kami menolak melihat mereka mati," demikian pernyataan mereka.

Kantor berita Prancis itu mengungkapkan, meski para jurnalis itu mendapat gaji untuk laporan mereka, tetapi tidak ada yang bisa dibeli.(*)

Berita Terkini