Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Harga beras yang melambung memaksa pedagang eceran di Kabupaten Aceh Singkil memilih mengurangi stok jualannya.
Kondisi itu terjadi karena kenaikan harga membuat modal jualan beras membengkak.
Sementara keuntungan dari jualan beras hanya sekitar Rp 2 ribu per kemasan.
Keuntungan jual beras tersebut sangat kecil dibanding modal jualan beras.
Sebelum kenaikan harga, pedagang mengeluarkan modal sekitar Rp 213 ribu, untuk beras kualitas bisa kemasan 15 kilogram.
Setelah naik, modalnya jadi Rp 233 ribu.
Baca juga: Harga Beras Naik, Ini Langkah Pemkab Aceh Singkil Redam Gejolak Pasar
Sementara keuntungan yang diambil tetap sama saat belum naik yaitu pada kisaran Rp 2 ribu per kemasannya.
Masalah lain yang dihadapi pedagang adalah perputaran omset jualan beras lambat.
Kalah jauh dengan perputaran jualan rokok.
"Jauh dibandingkan rokok, beras sekali beli bisa tahan seminggu," kata Arman, pedagang sembako, Kamis (24/7/2025).
"Sementara rokok, apalagi bagi perokok berat sehari bisa dua bungkus," urai Arman memberikan ilustrasi.
Baca juga: Ketua DPD Laskar Prabowo 08 Aceh Soroti Lonjakan Harga Beras: Rakyat Menjerit, Harus Ditindak!
Mengenai stok beras di tingkat distributor, diakui para pedagang sebesarnya tidak langka.
"Saya sudah hubungi distributor di Banda Aceh, mereka jawab beras banyak,” ungkap Arman.
“Tapi karena harga naik, makanya pedagang di Aceh Singkil tidak beli banyak lantaran butuh modal besar," ujar pedagang sembako di kawasan Singkil ini.