Berita Bireuen

Warga Cot Tunong Bireuen Gelar Kenduri Blang Jelang Turun ke Sawah

Penulis: Yusmandin Idris
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KENDURI BLANG - Kaum ibu Desa Cot Tunong, Gandapura, Bireuen, Minggu (27/7/2025), memasak acara kenduri blang di desa tersebut.

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Ratusan warga Desa Cot Tunong, Gandapura, Bireuen, Minggu (27/7/2025), menggelar kenduri blang di Dusun Ranup Uteun sebagai tradisi adat sebelum mulai bercocok tanam.

Acara ini dihadiri oleh Camat Gandapura, tokoh masyarakat, anggota DPRK, dan Bupati Bireuen, H Mukhlis ST.

Suasana penuh kekeluargaan terlihat saat para ibu memasak hidangan khas berupa ayam kenduri, dibantu oleh kaum pria.

Makanan tersebut kemudian dihidangkan kepada warga yang duduk bersila di bawah tenda yang disiapkan di sekitar persawahan.

Keuchik Cot Tunong, Hasballah, SE menyampaikan, bahwa meski acara adat sudah digelar, jadwal turun ke sawah masih menunggu hujan.

Baca juga: Warga Delima Masih Eksis Gelar Kenduri Blang, Warisan Leluhur Dijadikan Tradisi

Sebab, jelas Keuchik Hasballah, sumur bor yang tersedia belum cukup untuk mengairi lahan.

Sehingga warga berharap hujan segera turun di pertengahan Agustus atau awal September.

Desa Cot Tunong sendiri memiliki 58 hektare sawah dengan sistem pompanisasi dan tadah hujan, menghasilkan dua kali panen per tahun.

Pemerintah diharapkan dapat membantu pengadaan pompa air tambahan dari kawasan gambut Paya Ni Kutablang.

Dalam kesempatan tersebut, Koordinator BPP Pertanian Gandapura, Mahmudin, SP mengingatkan pentingnya pengetahuan teknis tentang menanam padi.

Ia menganjurkan penggunaan benih unggul seperti Inpari 43, serta pemilihan pupuk yang sesuai agar hasil panen optimal.

Baca juga: Warga Cot Tufah Gandapura Bireuen Gelar Kenduri Blang, Kaum Ibu Masak Kuah Ayam

Menurutnya, pemahaman dasar tentang proses tanam sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Camat Gandapura, Azmi, SAg juga mengusulkan dilaksanakannya shalat istisqa atau doa minta hujan.

Mengingat musim kemarau panjang dan banyak lahan yang terancam gagal panen.

Halaman
12

Berita Terkini