"Ada potensi gagal panen padi musim tanam gadu, sehingga pasokan padi berkurang drastis," ujarnya.
Laporan: Idris Ismail | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU – Harga beras di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) mengalami lonjakan signifikan dalam dua bulan terakhir, mencapai Rp 18.000/Kg dari sebelumnya berkisar Rp 12.000/Kg.
Menurut keterangan pedagang eceran di Kota Meureudu, Fauzi (42), Kamis (31/7/2025), kenaikan ini dipicu oleh minimnya pasokan akibat potensi gagal panen di musim tanam gadu, yang diperparah oleh kondisi kemarau panjang.
"Ada potensi gagal panen padi musim tanam gadu, sehingga pasokan padi berkurang drastis," ujarnya.
Sementara itu dari keterangan dihimpun Serambinews.com, harga Beras per Sak (15 Kg):
Jenis Antara: Rp 240.000 (sebelumnya Rp 220.000 – Rp 230.000)
Misco: Rp 240.000
Yusima: Rp 245.000 – Rp 250.000
Fauzi menjelaskan, sebelumnya terjadi panen raya padi musim rendengan 2024–2025 di sejumlah kecamatan di Pijay dan wilayah lain di Aceh.
Namun hasil panen tersebut dengan cepat menghilang dari pasar lokal.
Dugaan Distribusi ke Luar Daerah Fauzi menduga, sebagian besar padi hasil panen langsung dijual atau di-drop ke pedagang luar daerah, terutama ke Medan, Sumatera Utara.
Akibatnya, stok lokal berkurang drastis dan pedagang luar kini memasok beras dengan harga jauh lebih mahal.
Imbauan untuk Petani dan Warga Situasi ini menjadi perhatian bersama.
Masyarakat dan petani diimbau lebih cerdas dalam mengelola dan menyimpan stok pangan utama seperti padi, agar tersedia cadangan saat pasokan menurun.
"Lewat stok padi keluarga, kita bisa menjaga ketahanan pangan daerah saat pasokan menipis," pungkas Fauzi. (*)
Baca juga: Harga Beras Meroket di Aceh Timur, Ekonom Unimal Sebut Koperasi Bisa Jadi Solusi