Gangguan tiroid, baik hipertiroid maupun hipotiroid, ternyata tak hanya memengaruhi metabolisme tubuh
SERAMBINEWS.COM – Kasus tiroid salah satu kasus kesehatan mengkhawatirkan.
Ciri-cirinya antara lain ada benjolan di seputaran leher.
Maka itu harus diwaspadai meski masih kecil.
Gangguan kelenjar tiroid kerap kali tidak disadari oleh penderitanya karena gejalanya yang mirip dengan keluhan umum lain.
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher, tepat di bawah jakun.
Kelenjar ini berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh melalui produksi hormon tiroid, yaitu T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin).
Gangguan tiroid, baik hipertiroid maupun hipotiroid, ternyata tak hanya memengaruhi metabolisme tubuh, tetapi juga berdampak pada kemampuan reproduksi wanita.
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher, tepat di bawah jakun. Meski mungil, perannya sangat besar dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan sulit hamil, keguguran, hingga mengganggu tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Banyak kasus pasangan yang sulit memiliki anak atau mengalami keguguran berulang ternyata berkaitan dengan masalah hormon tiroid.
Hal ini disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes dari Eka Hospital BSD, dr Dicky Levenus Tahapary.
“Kalau hipertiroid itu termasuk mengganggu kemampuan produksi juga. Jadi biasanya susah punya anak, dan di lain sisi, hipertiroid juga bisa bikin nggak bisa punya anak atau sering keguguran di 3 bulan pertama,” jelasnya pada media diskusi, Rabu (30/7/2025).
Menurutnya, pada trimester pertama kehamilan, hormon tiroid berperan penting agar embrio dapat menempel dengan baik di rahim.
Jika kadar hormon terlalu tinggi atau rendah, risiko keguguran meningkat.
Oleh karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid disarankan sejak tahap persiapan kehamilan.
Tiroid Berpengaruh ke Seluruh Tubuh
Walaupun kelenjar tiroid terletak di leher, hormon yang dihasilkannya beredar ke seluruh tubuh, termasuk organ reproduksi.
Gangguan tiroid lebih banyak ditemukan pada perempuan, dengan perbandingan 7:1 dibandingkan laki-laki.
Selain meningkatkan risiko keguguran, gangguan tiroid pada ibu hamil juga bisa berdampak pada janin.
Jika ibu mengalami hipotiroid dan tidak tertangani, bayi berisiko lahir dengan kondisi hipotiroid kongenital, yang dapat memengaruhi kecerdasan dan pertumbuhan.
“Kalau ada hipotiroid, bayinya juga hipotiroid, nanti jadi gangguan hipotiroid pada anaknya juga,” ujarnya.
Baca juga: Jangan Sepelekan! Banyak Penderita Awalnya Tak Sadar Terkena Kanker Tiroid
Perlu Skrining Tiroid Sebelum Hamil
Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil kini mulai meningkat, termasuk skrining fungsi tiroid.
Skrining ini penting untuk mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan memastikan perkembangan janin optimal.
Berdasarkan penelitian, prevalensi gangguan tiroid bervariasi tergantung kelompok risiko.
Pada perempuan usia produktif tanpa faktor risiko, angka kejadian hanya sekitar 1 persen, sedangkan pada kelompok berisiko bisa mencapai 8 persen.
Faktor risiko tersebut meliputi riwayat penyakit tiroid, faktor genetik, paparan polusi, hingga pola makan yang kurang sehat.
Penanganan gangguan tiroid pada wanita yang sedang menjalani program hamil tergantung pada jenis kelainannya.
Untuk hipotiroid, terapi dilakukan dengan pemberian hormon tiroid sintetis yang aman digunakan selama kehamilan.
“Kalau hipotiroid, prinsipnya kita harus mengganti hormon tiroidnya. Jadi persis sama seperti yang kita produksi sendiri.
Untuk kehamilan aman, cuma yang agak tricky adalah pada saat hamil, dosisnya harus dinaikkan,” terangnya.
Ia menjelaskan, pada trimester pertama, janin belum mampu memproduksi hormon tiroid sendiri sehingga sepenuhnya bergantung pada hormon yang dipasok dari ibu.
Karena itu, pemantauan rutin dan penyesuaian dosis obat sangat penting pada fase awal kehamilan.
Dampak pada Tumbuh Kembang Anak
Gangguan tiroid yang tidak tertangani sejak dalam kandungan dapat memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Oleh sebab itu, di Indonesia telah diberlakukan program skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir, yang dilakukan dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
Dengan deteksi dini dan pengobatan tepat, anak yang terlahir dengan hipotiroid tetap dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Dua tahun pertama kehidupan menjadi periode krusial bagi perkembangan intelektual anak, sehingga intervensi cepat menjadi kunci pencegahan masalah jangka panjang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gangguan Tiroid Bisa Sebabkan Sulit Hamil hingga Keguguran, Dokter Ingatkan Deteksi Dini ,