"Siswa dan guru yang terlibat tahun ini diharapkan mendiseminasikannya ke sekolah lain dan kabupaten/kota di Aceh," tambah Prof Rahmah.
Workshop ini dibahani oleh empat narasumber, yakni Prof Mohd Harun, Prof Rahmah Johar, Nelliani MPd (Guru SMAN 1 Baitussalam, Aceh Besar), dan Yarmen Dinamika (Wartawan Harian Serambi Indonesia dan juga Pembina Forum Aceh Menulis atau FAMe).
Nelliani yang merupakan guru matematika juga menceritakan pengalamannya menjadi penulis opini di media cetak walaupun memiliki latar belakang sebagai guru matematika.
"Menelusuri infomasi dari informan terpercaya dan website resmi, termasuk kecarmatan, dalam menginterpretasi data kuantitatif merupakan modal dalam menulis opini antihoaks," terangnya.
"Di sinilah kemampuan literasi dan numerasi sangat dibutuhkan oleh penulis," kata penulis produktif ini.
Sementar itu, Yarmen Dinamika mengingatkan bahwa membaca itu untuk mencari tahu, sedangkan menulis untuk memberi tahu.
Oleh karena itu, lanjutnya, penulis perlu menerapkan prinsip saring dulu baru 'sharing' juga prinsip 'sharing' yang penting, bukan yang penting 'sharing'.
Fatimah Kosasih MPd selaku Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kota Banda Aceh dalam sambutannya menyampiakan terima kasih kepada tim pengabdi dosen USK yang telah melibatkan MGMP sehingga guru yang mengikuti pelatihan mengimbaskan ke guru lain melaui MGMP.
Selama workshop, kepada peserta diajarkan materi tentang teknik menulis artikel opini dan feature, menulis berbasis literasi, dan ciri-ciri hoaks serta cara menangkalnya.
Workshop ini diawali dengan 'pretest', presentasi narasumber, tanya jawab, penugasan, evaluasi karya peserta, dan 'posttest' saat penutupan acara Kamis besok.
Karya para peserta akan disunting oleh panitia dan akan diterbitkan dalam bentuk buku antologi penangkal hoaks. (*)