Sehingga populasi buaya tidak terkendali.
"Faktor ini disebabkan perburuan biawak sebagai pemangsa telur dan anak buaya," ungkapnya.
Lalu kebiasaan buang bangkai ke sungai.
Kebiasaan tersebut jamak dilakukan warga yang tinggal di daerah aliran sungai serta lau.
Padahal dapat menarik perhatiaan buaya ke area pemukiman atau lokasi aktivitas manusia.
Sementara itu berdasarkan catatan Serambinews.com, warga daerah aliran sungai biasa mandi, mencuci dan buang hajat di sungai.
Ketika kebiasaan warga belum berubah, sebaran buaya terus meluas, sehingga bisa mengancam siapa saja yang beraktivitas di sungai.
Peristiwa serangan buaya ketika warga buang hajat di sungai pernah terjadi di Kecamatan Kuala Baru.(*)
Baca juga: Kisah Korban Selamat dari Terkaman Buaya di Aceh Singkil, Mengais Nafkah dengan Tangan tak Sempurna