SERAMBINEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilanda amarah usai hampir setengah juta warganya turun ke jalan pada Minggu (17/8) lalu, menentang kebijakan kerasnya melanjutkan konflik di Gaza.
Kendati dihantam gelombang unjuk rasa masif, Netanyahu menegaskan dirinya tak akan menghentikan operasi militer di Gaza.
Menurutnya, tuntutan untuk mengakhiri perang tanpa memastikan kekalahan Hamas sama saja dengan memperlambat pembebasan sandera.
Baca juga: VIDEO - Hamas Sepakati Mesir Soal Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Siap Lepaskan 10 Sandera Israel
“Mereka yang meminta perang dihentikan tanpa mengalahkan Hamas bukan hanya memperkuat posisi Hamas dan menunda pembebasan para sandera kita, tetapi juga membuka jalan agar tragedi 7 Oktober kembali berulang,” ujar Netanyahu.
Di sisi lain, ratusan ribu warga Israel memadati pusat Tel Aviv hingga menutup akses jalan utama, melampiaskan kekecewaan terhadap kebijakan sang perdana menteri.
Massa mendesak agar Netanyahu segera menghentikan agresi militer di Gaza demi membebaskan para sandera yang masih ditawan Hamas.
Baca juga: VIDEO Jebakan Maut di Gaza: Hamas Klaim Sukses Pancing Pasukan Israel ke Ladang Ranjau
Para pengunjuk rasa menilai rencana Netanyahu yang ingin memperluas serangan di Gaza justru mengancam keselamatan sandera.
Karena itu, gelombang demonstrasi besar-besaran pun digelar untuk menekan Netanyahu agar menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza.
Netanyahu sendiri dikenal memiliki ambisi besar mewujudkan “Israel Raya” dengan menguasai sejumlah wilayah Arab.
Bukan hanya Palestina, Netanyahu disebut berhasrat mencaplok Yordania, Lebanon, hingga Suriah. (*)