Aceh Besar

Kakankemenag Aceh Besar Dorong Guru Kedepankan Rasa Cinta Dalam Mendidik

Penulis: Rianza Alfandi
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUKA TRAINING – Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Besar H. Saifuddin membuka In House Training Implementasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta Dalam Pembelajaran di Madrasah MAN 5 Aceh Besar di Cot Gue, Aceh Besar, Jumat (22/8/2025).

Laporan Rianza Alfandi | Aceh Besar 

SERAMBINEWS.COM, KOTA JANTHO – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Aceh Besar, Saifuddin, mendorong penerapan kurikulum berbasis cinta dalam proses pembelajaran di madrasah-madrasah yang ada di daerah tersebut. 

Menurutnya, mengajarkan siswa menggunakan hati, membuat para guru dapat membangun hubungan yang lebih baik sehingga siswa menjadi lebih patuh dan termotivasi.

“Prinsip kurikulum berbasis cinta sebenarnya sudah ada sejak dulu. Saat kita kecil, guru-guru mengajar dengan rasa cinta yang tulus, meski mereka tidak digaji, tapi mereka ikhlas beramal. Hanya saja, dulu belum ada istilah kurikulum cinta,” kata Saifuddin alias Yahwa. 

Hal itu disampaikan saat membuka kegiatan In House Training Implementasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta dalam Pembelajaran di Madrasah di MAN 5 Aceh Besar, Cot Gue, Aceh Besar, Jumat (22/8/2025).

Kurikulum ini, kata Yahwa, merupakan inisiatif Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, untuk mengembalikan pembelajaran di madrasah seperti zaman dulu, yaitu dengan pendekatan penuh cinta.

Ia menjelaskan, kurikulum cinta ialah pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini. 

Yahwa menekanan, bahwa kurikulum tersebut bukan mata pelajaran baru, tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada.

“Kita berharap ini dapat mengembalikan mindset guru sebenarnya, bahwa guru tidak hanya mengejar prestasi dan upah, tetapi mengajarkan siswa dengan cinta dalam hati. Dengan begitu, kita akan melahirkan generasi yang tidak hanya pintar, tapi juga berakhlakul karimah,” ujarnya.

Baca juga: Pemkab Aceh Besar Ajak Warga Miruek Lamreudeup Kelola Sampah Rumah Tangga

Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, 22-23 Agustus 2025, dengan melibatkan puluhan guru madrasah. Metode deep learning dengan pendekatan kurikulum berbasis cinta yang dilakukan menekankan pentingnya menyisipkan unsur cinta dalam setiap mata pelajaran.

“Sisipkan cinta dalam setiap pembelajaran, baik saat mengajar matematika, fisika, kimia, dan lainnya, agar lahir anak-anak kita yang pintar dibarengi moral yang baik,” pungkasnya.(*)

 

 

Berita Terkini