Amalan dan Doa
Amalankan Doa Ini Menghindari Riya dan Cara Mengatasinya, Amal Ibadah Tak Sia-sia
Riya adalah sikap pamer dalam ajaran Islam yang berarti melakukan perbuatan baik atau ibadah dengan niat agar dilihat, dipuji, atau mendapatkan
Ringkasan Berita:
- Riya adalah sikap pamer dalam ajaran Islam yang berarti melakukan perbuatan baik atau ibadah dengan niat agar dilihat, dipuji, atau mendapatkan sanjungan dari orang lain, bukan semata-mata karena Allah.
- Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah SWT memperingatkan manusia agar tidak riya dalam berbuat kebaikan.
- Sifat ini merupakan penyakit hati yang berbahaya karena dapat menghapus pahala amal dan termasuk syirik kecil (syirkul ashghar) karena menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
SERAMBINEWS.COM - Salah satu sikap buruk tidak dianjurkan dalam islam adalah riya.
Riya juga dapat merusak amal kebaikan sehingga tidak mencerminkan keberkahan dalam hidup. Wajib dihindari.
Riya adalah sikap pamer dalam ajaran Islam yang berarti melakukan perbuatan baik atau ibadah dengan niat agar dilihat, dipuji, atau mendapatkan sanjungan dari orang lain, bukan semata-mata karena Allah.
Sifat ini merupakan penyakit hati yang berbahaya karena dapat menghapus pahala amal dan termasuk syirik kecil (syirkul ashghar) karena menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
Maka itu sebaiknya jangan biarkan sifat ini terus menjadi dii dalam kehidupan ini.
Riya merupakan salah satu dosa besar yang disebut juga asy-syirk al-ashgar (syirik kecil).
Riya adalah dosa hati yang tidak terlihat oleh orang lain, namun sangat berbahaya.
Orang yang riya merasa haus perhatian dari orang lain, bahkan hal ini dapat terjadi pada orang yang beribadah dengan tujuan mengharap pujian orang lain.
Riya dalam beribadah ini dapat menjadikan ibadahnya sia-sia dan tidak mendapatkan pahala, seperti dijelaskan di laman Muhammadiyah.
Dalam riwayat, Rasulullah memperingatkan setiap muslim akan bahaya riya.
Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh yang paling aku takuti atasmu adalah asy-syirk al-ashgar. Sahabat bertanya: Apa asy-syirk al-ashgar itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Riya. Allah ketika membalas perbuatan manusia pada hari kiamat berfirman: “Pergilah kepada mereka yang engkau riya untuk mereka di dunia, dan lihatlah apakah engkau mendapatkan balasan pada mereka”. (HR. Ahmad)
Rasulullah SAW berkata: “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada masih adDajjal?” berkata sahabat, “Apakah itu ya Rasulullah,” maka Rasulullah menjawab, “Yaitu syirkul khafi. Seseorang yang shalat, lalu memperindah shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR.Ibnu Majah)
Dalam skripsi Riya' Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar oleh Kiki Maharani Avrilia mahasiswi IAIN Bengkulu (2021), disebutkan doa menghindari riya.
Doa Menghindari Riya
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُهُ
Allāhumma innā na‘ūdzu bika an nusyrika bika syai’an na‘lamuh, wa nastaghfiruka limā lā na‘lamuh.
Artinya: “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan sesuatu dengan-Mu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak kami ketahui.”
Doa tersebut diambil dari doa yang diajarkan Rasulullah SAW agar terhindar dari riya.
Dari Abu Musa al-'Asy'ari, berkata: Suatu hari Nabi SAW bersabda: "Hai manusia takutlah akan sanjungan (riya) karena itu lebih tertutup daripada merayapnya serangga bawah tanah." Kemudian, pada saat itu salah satu dari mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kami mewaspadainya?" Beliau menjawab: "Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari mempersekutukan sesuatu dengan-Mu apa yang kami ketahui dan kami memohon ampunan dari apa yang kami tidak ketahui." (HR. Ahmad)
Ciri-ciri Riya dalam Ibadah
Dalam skripsi Flexing Ibadah Dalam Perspektif Surah An-Nisa’ Ayat 142 (Studi Kasus Pada Jama’ah Masjid Ar-Rahman Kota Blitar) karya M. Hibatul Azizi mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim (2024), disebutkan beberapa ciri-ciri orang yang riya dalam ibadahnya.
1. Membicarakan ibadahnya kepada orang lain
Orang yang menceritakan kegiatan ibadahnya kepada orang lain dengan tujuan pamer dan ingin mendapat pujian, maka ia melakukan riya.
Hal ini termasuk riya karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia adalah orang yang rajin beribadah dan ingin mendapat pengakuan orang lain bahwa ia orang yang shaleh/shalihah.
2. Mengunggah foto/video ibadahnya di media sosial
Orang yang kerap membagikan kegiatan ibadahnya di sosial media merupakan salah satu ciri riya dalam ibadahnya.
Sebaiknya, orang yang mengunggah kegiatan ibadahnya di media sosial memiliki niat syi'ar/memotivasi orang lain untuk lebih rajin beribadah.
3. Beribadah untuk tujuan tertentu
Seseorang yang beribadah untuk tujuan selain mengharap ridha Allah tidak akan mendapatkan pahala apa pun dari ibadahnya.
Misalnya orang yang berniat untuk sholat berjamaah hanya ketika masjid sedang ramai dan agar dilihat oleh orang lain.
4. Mengubah cara ibadah ketika ada orang lain
Ketika beribadah, seseorang yang riya biasanya mengubah cara beribadahnya saat ada orang lain.
Misalnya, seseorang yang awalnya sholat dengan gerakan yang cepat, tiba-tiba menjadi khusyu' ketika menyadari ada orang lain yang sholat di dekatnya.
Hal ini sama saja dengan beribadah untuk mendapat pujian orang lain, bukan ridha Allah SWT.
5. Tidak konsisten dengan ibadahnya
Seseorang yang riya dalam beribadah biasanya tidak konsisten dalam ibadahnya.
Ia mungkin mengerjakan sholat sunah ketika berada di tempat umum agar dilihat oleh orang lain, namun ketika sendirian ia tidak pernah melakukannya.
Contoh lainnya ketika seseorang yang jarang sholat tepat waktu, kemudian mengerjakan sholat di awal waktu ketika ada orang lain di sekitarnya demi mendapat pujian.
6. Mengungkit sedekah
Orang yang bersedekah dengan hati yang riya biasanya akan melakukannya untuk mendapat pujian dari orang lain.
Sedekah itu akan sia-sia jika diniatkan untuk riya, bukan mengharap ridha Allah SWT, maka amalan tersebut akan sia-sia.
Allah SWT memperingatkan agar manusia bersedekah dengan niat karena Allah SWT.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena Riya’ (pamer kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.” (QS. Al-Baqarah /2: 264)
Mereka juga dilarang menyebut-nyebut sedekahnya dan menyakiti perasaan di penerima, karena hal itu bisa menghilangkan pahala sedekah.
Cara Menghindari Riya
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah SWT memperingatkan manusia agar tidak riya dalam berbuat kebaikan.
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya’) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Anfal/8: 47)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An- Nisa’/4:142)
Dalam jurnal Tasauf dan Kesehatan karya Muzakkir, dijelaskan beberapa cara menghindari riya.
1. Menyembunyikan amalan
Cara yang dianjurkan untuk menghindari riya adalah dengan menyembunyikan amalannya.
Orang lain tidak perlu mengetahui ibadah yang telah dilakukan karena cukup Allah SWT yang mengetahuinya.
2. Memahami dan mengingat bahaya riya
Seseorang yang memahami bahaya riya akan berusaha untuk menghindarinya meski setan terus menggodanya ketika beribadah.
Jika seseorang tahu risiko riya, murka Allah SWT hingga hilangnya pahala ibadah, maka sifat riya dapat dihindari.
3. Berdoa kepada Allah SWT
Riya dapat dihindari dengan selalu berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan dari riya.
Dari Abu Musa al-'Asy'ari, berkata: Suatu hari Nabi SAW bersabda: "Hai manusia takutlah akan sanjungan (riya) karena itu lebih tertutup daripada merayapnya serangga bawah tanah." Kemudian, pada saat itu salah satu dari mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kami mewaspadainya?" Beliau menjawab: "Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari mempersekutukan sesuatu dengan-Mu apa yang kami ketahui dan kami memohon ampunan dari apa yang kami tidak ketahui." (HR. Ahmad)
4. Bersihkan hati dan perbaiki niat
Seorang muslim sebaiknya membersihkan hati dan memperbaiki tujuannya dalam beribadah semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.
Selain itu, selalu mengingat bahwa Allah SWT akan memberikan pahala kepada hamba-Nya yang beribadah dengan sungguh-sungguh.
| Bacaan Doa Usai Sholat Subuh, Simak Keutamaannya hingga Dilapangkan Rezeki |
|
|---|
| Kisah Nabi Sulaiman hingga Doa dan Amalan Pembuka Rezeki |
|
|---|
| Ini Penjelasan 4 Golongan Manusia Dirindukan Surga, Rajin Baca Alquran Termasuk? |
|
|---|
| Ibadah Sunah, Rasulullah SAW Membaca Doa Pagi Ini, Rezeki Mengalir Deras |
|
|---|
| Terjerat Utang, Begini Bacaan Doa Rasulullah SAW agar Cepat Lunas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.