Partai Politik
Ghazali Abbas Sebut Figur tak Mampu Baca Quran tidak Layak Pimpin PPP
Ghazali dalam keterangannya kepada Serambinews, mengatakan, saat ini muncul seruan keras
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Indra Wijaya l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Politikus senior Aceh, Ghazali Abbas menyinggung bahwa figur yang tak mampu membaca Al-Qur’an tak layak memimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hal itu ia katakan menyusul akan diselenggarakannya Muktamar X PPP yang berlangsung pada September 2025 ini.
Ghazali dalam keterangannya kepada Serambinews, mengatakan, saat ini muncul seruan keras dari kalangan kader dan simpatisan partai Islam.
Seruan itu merujuk agar pemilihan pucuk pimpinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dilakukan secara selektif dan berlandaskan nilai-nilai ideologis partai.
Ia dapat disebut gaga sebagai politisi lantaran tidak memiliki jenjang pendidikan yang jelas dan kemampuan membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid yang dipertanyakan.
"Hari gini jenjang pendidikannya tidak jelas, apabila disebut sebagai tokoh politisi Islam, kemampuan membaca Quran sesuai ilmu tajwid juga dipertanyakan," katanya, Kamis (4/9/2025).
Dirinya juga menyinggung proses pengambilalihan jabatan Ketua Umum dari Dr. Ir. H. Suharso Monoarfa yang menurutnya dilakukan secara liar dan ugal-ugalan. Pasalnya pengambilan jabatan itu menurut Ghazali, tanpa mengindahkan khidmat dan prinsip perjuangan PPP sebagai partai Islam warisan ulama.
Ghazali menilai bahwa arah pengelolaan partai saat ini cenderung sekularis, pragmatis, oportunis, dan hedonistis, yang menyebabkan PPP kehilangan dukungan umat dan terpuruk di Senayan.
Menutunya, jika PPP ingin kembali eksis, berwibawa, dicintai dan didukung umat serta proaktif dalam amar ma’ruf nahi munkar di panggung politik nasional, perlu figur berkualitas rendah tidak layak dipilih sebagai top leader DPP PPP.
Terlebih kata dia, saat ini muncul dinamika internal PPP menjelang pemilihan ketua umum baru.
Dimana Ketua Majelis Kehormatan PPP, KH Zarkasih Nur, sebelumnya telah mengimbau agar pelaksanaan Muktamar X tidak memicu perpecahan dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada DPW dan DPC yang memiliki hak suara.
Namun di sisi lain, sejumlah aksi massa juga sempat digelar di Kantor DPP PPP, menyuarakan kritik terhadap elite partai dan menyerukan agar PPP kembali ke khittah perjuangan Islam.
“Mari kita komitmen untuk menjaga marwah PPP sebagai “rumah besar umat Islam” berlambang Ka'bah Musyarrafah.
Siapa Ghazali Abbas?
Ghazali Abbas Adan adalah seorang tokoh politik senior asal Aceh yang dikenal kritis, konsisten, dan vokal dalam memperjuangkan hak asasi manusia, demokrasi, serta nilai-nilai keislaman dalam politik nasional.
Pria kelahiran Adan Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Aceh, pada 15 Oktober 1951 ini, pernah menjabat sebagai anggota DPR/MPR RI dari PPP, serta Senator DPD RI dari Aceh.
Ghazali dikenal luas karena sikapnya yang tegas terhadap berbagai isu, termasuk konflik Aceh, kebijakan pemerintah, dan arah perjuangan partai Islam.
Ia juga menulis buku berjudul Konsistensi Ghazali Abbas Adan untuk Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan “Kemerdekaan” Aceh, yang memuat dokumentasi panjang tentang peran dan pandangannya terhadap perjalanan sejarah Aceh dari masa Darurat Operasi Militer hingga era damai.(*)
Buka Rakerda Demokrat Aceh, Herman Khaeron: Kader Demokrat Harus Siap Bekerja untuk Rakyat |
![]() |
---|
Balon Wakil Wali Kota Subulussalam Irwan Faisal jadi Kader Partai Nasdem |
![]() |
---|
Pimpin DPC Gerindra Kota Subulussalam, Rasumin Target Rebut Kursi Pimpinan DPRK |
![]() |
---|
Keluar dari PDA, Teungku Razuan Gabung Partai NasDem |
![]() |
---|
PKS Kota Lhokseumawe Kembali Gelar Rakerda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.