Berita Lhokseumawe
Maulid bukan cuma Rutinitas, Saatnya Teladan Nabi Jadi Visi Indonesia Baru
“Jika bangsa ini ingin keluar dari krisis, maka visi kepemimpinan Rasul sangat relevan untuk dihidupkan kembali,” tegasnya.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun ini kembali menggema di seluruh penjuru nusantara.
Dari gampong hingga kota besar, masyarakat berbondong-bondong merayakan hari lahir Rasulullah dengan penuh suka cita.
Namun, di balik kemeriahan tersebut, muncul ajakan agar Maulid tidak lagi dipandang sekadar rutinitas tahunan.
Akademisi UIN Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe, Dr Bukhari, MH, CM kepada Serambinews.com, Jumat (5/9/2025), menyebutkan, Maulid harus menjadi tonggak perubahan bangsa.
“Kita tidak boleh terjebak pada seremonial semata. Semangat Maulid adalah menghadirkan akhlak Rasulullah dalam kehidupan nyata,” katanya.
Baca juga: Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, Kapolres Abdya Santuni Yatim
“Saatnya teladan Nabi kita jadikan visi Indonesia baru,” ujar Dr Bukhari.
Menurut dia, Indonesia kini tengah menghadapi krisis multidimensi.
Mulai dari ketidakadilan sosial, lemahnya penegakan hukum, hingga gaya hidup hedonis para pejabat yang kian kontras dengan kondisi rakyat kecil.
“Rasulullah SAW adalah sosok revolusioner yang mengubah masyarakat jahiliyah menjadi bangsa berperadaban,” urai dia.
“Jika bangsa ini ingin keluar dari krisis, maka visi kepemimpinan Rasul sangat relevan untuk dihidupkan kembali,” tegasnya.
Baca juga: 50 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Penuh Makna, Menyentuh, dan Cocok Untuk Caption Medsos
Ia menyoroti fenomena kesenjangan sosial yang semakin nyata.
Sebagian kecil elite hidup dalam kemewahan, sementara mayoritas rakyat masih bergelut dengan kesulitan ekonomi.
“Kondisi ini kontras dengan teladan Nabi yang sederhana, adil, dan penuh empati pada kaum dhuafa,” papar Dr Bukhari.
“Momentum Maulid adalah ajakan moral untuk memutus budaya hedonisme dan membangun Indonesia yang berkeadilan,” tambahnya.
Lebih jauh, Dr Bukhari mengingatkan, generasi muda agar menjadikan Maulid sebagai inspirasi peradaban.
“Generasi Z dan Alpha harus sadar bahwa dunia tidak hanya bicara tentang tren digital, tapi juga tentang nilai akhlak,” terang Dr Bukhari.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Nabi Muhammad, 400 Santri Gelar Pawai Maulid di MRB
“Indonesia baru yang kita cita-citakan harus berpijak pada teladan Rasulullah, bukan sekadar jargon politik,” jelasnya.
Di akhir pernyataannya, ia menutup dengan pesan penuh harapan.
“Maulid Nabi adalah panggilan sejarah,” ungkap akademisi UIN SUNA ini.
“Dari sinilah kita harus membangun Indonesia yang bermartabat, adil, dan beradab,” tandasnya.
“Inilah visi Indonesia baru, yang berakar dari akhlak Nabi Muhammad SAW,” pungkas Dr Bukhari.(*)
Maulid Nabi Muhammad SAW
makna Maulid Nabi
esensi Maulid Nabi
Dr Bukhari MH CM
Lhokseumawe
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Tertabrak Tronton, Seorang Mahasiswi di Lhokseumawe Meninggal di TKP, Begini Kejadiannya |
![]() |
---|
Mahasiswa Bersama Alumni UIN SUNA Lhokseumawe Raih Prestasi di Ajang QRIS Jelajah Budaya Indonesia |
![]() |
---|
Lahan di Perbukitan Blang Panyang Lhokseumawe Terbakar |
![]() |
---|
Korem Lilawangsa Bermunajat, Doakan Kedamaian Rakyat dan Bangsa Indonesia |
![]() |
---|
Ketua DPRK Sigap Sambangi BPKAD Lhokseumawe, Pastikan tak Ada Kenaikan PBB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.